YUK MENGENAL LEBIH DALAM APA ITU KOPASJADI !!!!

BERITAKOPERASI, PURWOKERTO - Kopsyah Arasy Wukir Jaladri dibangun dengan prinsip utama panjang-menolong dengan dasar Surat Al Maidah Ayat 2. عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى ال Layanan Pelanggan ِ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam melakukan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat membasahi-Nya.

YUK MENGENAL LEBIH DALAM APA ITU KOPASJADI !!!!

BERITAKOPERASI, PURWOKERTO - Kopsyah Arasy Wukir Jaladri dibangun dengan prinsip utama panjang-menolong dengan dasar Surat Al Maidah Ayat 2.
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى ال Layanan Pelanggan ِ
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam melakukan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat membasahi-Nya."


Ditambah dengan konsep ekonomi kerakyatan dari Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia. Baginya, koperasi adalah jawaban untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi rakyat yang tidak stabil dan mengutamakan semangat kekeluargaan.


Tujuan koperasi bukanlah menggali keuntungan semata, melainkan memenuhi kebutuhan bersama. Supaya itu bisa berhasil, kata Bung Hatta, maka koperasi harus berdiri di dua tiang: solidaritas (semangat setia bersekutu) dan individualitas (kesadaran akan harga diri sendiri alias sadar diri).


Di sini, Bung Hatta membedakan individualitas dan individualisme. Bagi Bung Hatta, individualisme menuntut orang-seorang (perorangan) bertindak mencapai keperluan hidupnya.
Faham ini, kata dia, tak mengendaki orang-orang yang dibatasi oleh masyarakat. Sedangkan individualitas yang dimaksud Bung Hatta adalah sifat pada setiap orang yang menandakan kehalusan budi dan keteguhan watak. Salah satu contohnya adalah kejujuran.
Dua sifat ini harus melancarkan gerakan koperasi. Kalau koperasi tidak dilanda semangat solidaritas, maka anggota tidak akan menemukan kepentingan bersama. Jadinya, koperasi dijadikan alat untuk mencapai keperluan pribadi. Ini akan menjadi persoalan, misalnya, ketika harga jual di tempat lain lebih rendah dibandingkan koperasinya. Maka, anggota yang tak punya semangat solidaritas akan beralih ke tempat lain itu. Akibatnya, koperasinya pun mati.
Begitu juga dengan semangat individualitas. Bagi Bung Hatta, jika seseorang tak punya semangat individualitas, maka tak ada semangat untuk membela keperluan hidupnya.
Semangat berkoperasi pun nihil. Manusia yang tak punya semangat untuk memperjuangkan hidupnya akan cenderung pasrah pada nasib.


Individualitas juga menuntut tanggung jawab dan kejujuran. Semua itu diletakkan dalam kerangka kepentingan bersama. Meskipun demikian, Bung Hatta membangun agar koperasi tetap terikat dengan peraturan-peraturan. Ini penting sebagai aturan utama dalam menjalankan koperasi itu.


Kopsyah Arasy Wukir Jaladri (Kopasjadi) merupakan koperasi yang fokus pada 2 tema dasar, berdaya dan makmur bersama. Konsep berdaya dimaknai sebagai langkah melalui pendidikan untuk memajukan anggota ekonomi dan masyarakat luas. Aspek pendidikan menjadi sangat penting untuk menstimulasi naiknya pendapatan.


Kopsyah Arasy Wukir Jaladri (Kopasjadi) memberikan tekanan bahwa uang hanyalah alat semata, tanpa pendidikan yang baik anggota akan dengan mudah keluar dari rel menuju kesejahteraan. Sebelum menjadi anggota, masyarakat diberikan pendidikan tentang perkoperasian dan pendidikan teknis menjalankan usaha. Pendidikan pada taraf ini juga sampai pada pendidikan spiritual, bagaimana mengajak anggota untuk meningkatkan iman dan takwanya. Sehingga untuk lebih berdaya maka pendidikan dan ekonominya harus meningkat.
Makmur bersama memiliki esensi dasar membangun kesejahteraan sosial dan spiritual. Dengan meningkatnya pendidikan dan ekonomi maka kesejahteraann sosial dan spiritual insyallah akan tercapai. 

BERDAYA DAN MAKMUR BERSAMA
Konsep berdaya dan makmur bersama menjadi perihal paling penting yang harus dipahami oleh seluruh eksponen Kopsyah Arasy Wukir Jaladri baik itu pengurus, pengawas, karyawan dan anggota. Kopsyah Arasy Wukir Jaladri tekanan pada 5 cara membangun keberdayaan dan kemakmuran bersama.


5 cara yang digunakan oleh Kopsyah ARASY dalam memberdayakan anggotanya antara lain adalah pendampingan. Saat pertama kali bergabung menjadi anggota Kopsyah ARASY :


Pertama adalah pendampingan yang dilakukan melalui 2 jenis pendekatan. Pendekatan bisnis dengan pemahaman berkoperasi dan konsultasi bisnis. Sedangkan pendampingan selanjutnya adalah upaya memperbaiki spiritual anggota dengan mengajak untuk lebih meningkatkan pola ibadahnya.


Kedua , mengajak untuk berinfak. Kemungkinan besar uang yang dimiliki mereka bisa berinfak dan berwakaf. Kopsyah Arasy Wukir Jaladri mengeluarkan Gerakan Infak Rp 2 ribu per minggu yang disebut dengan Gerinduaribu. Dan juga gerakan wakaf Rp2 ribu perminggu yang disebut dengan Gerwafduaribu. Gerakan ini penting untuk menstimulasi kepedulian antar anggota dan membangun kemaslatan umat.


Ketiga , Kopsyah Arasy Wukir Jaladri memberikan pembiayaan untuk meningkatkan skala ekonomi anggota. Dalam proses pembiayaan Kopsyah Arasy Wukir Jaladri memberikan tanpa jaminan tertapi berdasarkan kepercayaan dan tanggung jawab. Pendampingan anggota bisnis dilakukan melalui pendekatan bisnis dan spiritual. Kopsyah Arasy Wukir Jaladri maju jika anggotanya meningkatkan kesejahteraannya.


Keempat, mengajak anggota untuk menabung atau menabung. Kopsyah mengeluarkan Gerakan menghemat Rp 10 ribu per minggu yang disebut dengan Gemesepuluhribu.
Kelima , mengajak anggota untuk berinvestasi. Dalam hal ini Kopsyah Arasy Wukir Jaladri menyediakan skim investasi kepemilikan emas agar anggota terbiasa untuk meningkatkan nilai kehidupannya. (Beritakoperasi/mega)