Jakarta, Beritakoperasi – Program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto –Makan Bergizi Gratis (MBG)– resmi dilaksanakan serentak di 26 provinsi di Indonesia, pada Senin, 6 Maret 2025.
Dengan anggaran fantastis sebesar Rp 71 triliun hingga akhir 2025, program ini menargetkan penerima manfaat sebanyak 19,4 juta orang, dengan kisaran biaya Rp10.000 per anak.
Penerima makan bergizi gratis, antara lain peserta didik tingkat PAUD, SD, SMP, dan SMU. Adapun balita, ibu hamil, serta ibu menyusui.
Program MBG dinilai sebagai langkah progresif pemerintah untuk mengatasi persoalan gizi masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
Keterlibatan koperasi dalam program MBG pun dinilai memberi dampak positif, tidak hanya bagi para anggotanya, tetapi juga bagi perekonomian nasional.
Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi memastikan koperasi siap menjadi supplier bahan baku program MBG hingga manajemen distribusi sampai ke penerima.
“Koperasi-koperasi sektor produksi di seluruh Indonesia siap men-supply kebutuhan dapur MBG dengan berbagai komoditas seperti beras, ikan, telur, ayam, sayur, susu, daging dan buah-buahan,” kata Menkop Budi Arie, usai meninjau pelaksanaan program MBG di SD Angkasa 5, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Senin (6/1/2025).
Menkop mengungkap taksiran nilai total keuntungan yang diperoleh koperasi yang terlibat dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ia menyebut bahwa volume usaha koperasi (VUK) dari program ini diproyeksikan mencapai Rp 28 triliun pada 2025.
VUK merupakan total nilai penjualan atau penerimaan barang dan jasa koperasi dalam suatu periode atau tahun buku.
Namun, angka ini merupakan proyeksi perhitungan awal berdasarkan alokasi 40 persen dari anggaran MBG 2025 sebesar Rp 71 triliun.
“Ya nanti kita lihat. Perhitungan saya, VUK, kita hitungannya VUK ya, volume usaha koperasi bisa meningkat,” ujar Budi Arie.
“Ya kalau Rp 71 triliun anggarannya, kalau 40 persennya dikontribusikan ke koperasi kan sudah Rp 28-an triliun kan ada,” lanjutnya.
Dengan keterlibatan koperasi sebagai penyuplai bahan bahan makanan, omzet koperasi diperkirakan akan meningkat dan ekonomi masyarakat bisa bergerak.
“Tadi saya sudah sampaikan kalau dalam hitungan makronya itu (menyumbang) 0,89 persen pertumbuhan ekonomi nasional,” tambah Budi Arie. (IT/Beritakoperasi)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.