Jakarta, Beritakoperasi – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi, mengatakan koperasi susu di Indonesia siap memasok hingga 1,3 juta liter susu per hari guna mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menurut Budi, koperasi susu yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) telah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan program tersebut.

“Koperasi susu sudah siap memasok 1,3 juta liter per hari untuk makan bergizi gratis,” katanya ketika ditemui di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Minggu (22/12/2024).

Hal ini menjawab kekhawatiran koperasi susu terhadap penyaluran susu yang berlimpah.

Sebelumnya, Menkop telah memastikan pemerintah akan menjamin seluruh produksi susu lokal dalam program MBG.

“Justru kita saat ini kekurangan pasokan susu, maka kita akan amankan produksi susu dalam negeri untuk kebutuhan MBG,” kata Budi Arie dalam keterangan tertulis, Jumat (15/11/12).

Meski demikian, Budi mengingatkan peternak sapi dan koperasi susu untuk memperhatikan kualitas dan harga susu.

“Jadi jangan khawatir kalau soal takut produk susu lokal tidak terserap, justru yang harus diperhatikan adalah soal kualitas dan harganya,” ujar Budi.

Baca juga:  Awalnya Mengira Indosurya Bukan Koperasi, Chef Arnold Dan Kerabat Ketipu Indosurya

Data dari GKSI menunjukkan rata-rata produksi harian susu segar saat ini mencapai 1,23 juta liter per hari. 

Namun, angka ini masih jauh dari kebutuhan program MBG yang mencapai 3 juta liter per hari. Dengan demikian, diperlukan peningkatan produktivitas untuk mengisi kekurangan tersebut.

Menurut Budi, salah satu kendala utama dalam meningkatkan produktivitas adalah menurunnya populasi sapi perah akibat wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK). 

Sebelum wabah, populasi sapi tercatat sebanyak 239.196 ekor, namun kini jumlahnya menurun menjadi 214.878 ekor.

Menkop percaya program MBG ini dapat menjadi momentum kebangkitan koperasi susu di Indonesia. Ia mendorong GKSI dan para peternak untuk bersama-sama meningkatkan produktivitas guna mengurangi ketergantungan pada impor susu.

“Saya optimis program MBG ini menjadi momentum kebangkitan koperasi susu, maka mari bersama-sama meningkatkan produktivitas agar kebutuhan dalam negeri tidak selalu dipenuhi dari impor,” ucap Budi.

Selain itu, Budi juga mendorong GKSI untuk terus mengembangkan inovasi produk susu guna meningkatkan nilai tambah. 

Menurutnya, hilirisasi produk susu seperti keju, yogurt, dan mozzarella sudah cukup berkembang, tetapi masih memiliki potensi yang besar untuk dieksplorasi lebih jauh.

Baca juga:  Kamarudin Batubara Beri Tiga Agenda Prioritas untuk Menteri Koperasi Baru

“Koperasi harus terlibat dalam program hilirisasi. Kalau dari susu memang produk turunannya sudah banyak seperti keju, yogurt, mozarella, dan lainnya. Hilirisasi ini akan memberikan nilai tambah,” pungkas Budi. (IT/Beritakoperasi)