Jakarta, Beritakoperasi – Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono mengunjungi Kampung Batik Kauman, Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (13/12/2024).
Kampung Wisata Batik Kauman di Solo merupakan salah satu sentra batik yang sarat dengan nilai sejarah dan budaya menjadikannya ikon penting dalam industri kreatif Indonesia.
Dalam kunjungan tersebut, ia menyatakan dukungan terhadap pengrajin batik yang dapat menjadi salah satu strategi menghadapi gempuran tekstil impor.
“Selain itu juga berkomitmen memberikan perlindungan kepada para pengrajin batik terhadap serangan produk impor,” katanya.
Salah satu bentuk dukungannya adalah penguatan Koperasi Syarikat Dagang Kauman (SDK), yang dikenal sebagai koperasi batik unggulan di Surakarta, Jawa Tengah.
Ketua Pengurus Koperasi SDK, Muchamad Yuli menjelaskan, Koperasi SDK telah berdiri sejak tahun 2012, yang berawal dari sebuah paguyuban yang beranggotakan 56 hingga 160 orang.
Koperasi ini kini telah berkembang pesat dan bergerak di tiga bidang usaha utama. Pertama, bidang barang/jasa dan pelatihan. Koperasi SDK memberikan pelatihan di berbagai bidang, termasuk membatik, yang telah menjangkau seluruh Indonesia.
Kedua, unit jasa keuangan syariah yang menyediakan permodalan bagi anggota koperasi. Ketiga, SDK Mart, sebuah unit usaha yang didirikan pasca pandemi Covid-19 untuk menaungi pedagang kecil di kawasan Kauman.
Lebih lanjut, Ferry menilai Koperasi SDK memiliki semangat perjuangan yang luar biasa sejak awal berdirinya Serikat Dagang Islam di awal tahun 1990-an.
Ferry berharap, model perjuangan Koperasi SDK dapat menginspirasi berdirinya koperasi-koperasi serupa di masa mendatang.
“Kami memastikan bahwa Kementerian Koperasi akan selalu mendukung koperasi yang memiliki nilai ekonomi sekaligus perjuangan seperti SDK. Batik adalah identitas angsa yang harus terus dijaga keberlangsungannya,” ujar Ferry.
Sebagai bagian dari dukungan terhadap pengrajin batik, Ferry turut meresmikan Showroom Bersama atau ruang pamer milik Koperasi SDK di Kampung Kauman.
Showroom ini bertujuan membantu pengrajin yang belum memiliki toko sendiri, sekaligus meningkatkan volume produksi dan kualitas batik lokal.
Showroom Bersama ini diharapkan mampu memperkuat posisi pengrajin batik lokal di tengah persaingan dengan produk batik printing dan pakaian bekas impor.
“Inisiatif ini diharapkan juga dapat memperkuat posisi pengrajin batik lokal dalam menghadapi persaingan produk batik printing dan pakaian bekas impor,” katanya.
Sebagai bentuk dukungan lebih lanjut, Ferry menyampaikan bahwa Kementerian Koperasi telah menetapkan kebijakan agar vendor-vendor kegiatan kementerian berasal dari koperasi.
Hal ini diharapkan dapat membantu koperasi bertahan dan berkembang melalui proses re-branding dan digitalisasi.
Ferry juga mengungkapkan bahwa Kemenkop akan memesan seragam batik dari Koperasi SDK. Langkah ini ditujukan untuk menciptakan ekosistem gotong-royong sekaligus memperkuat posisi SDK sebagai pusat pengembangan industri batik nasional.
“Kemenkop juga akan memesan seragam batik dari Koperasi SDK, supaya mendorong ekosistem gotong-royong untuk memperkuat posisi SDK sebagai pusat perjuangan industri batik,” katanya. (IT/Beritakoperasi)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.