Jakarta, Beritakoperasi – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang menyelenggarakan Training of Trainers (ToT) bertajuk Cinta Bangga Paham (CBD) Rupiah dan Digitalisasi Sistem Pembayaran (QRIS).

Acara digelar di Amartha Hills Kota Batu pada Sabtu, 23 November 2024. Sebanyak 125 peserta yang terdiri dari front office dan cash handlers Perbarindo serta koperasi di Kota Malang dan Kota Batu, mengikuti program ini. 

Deputi Kepala KPwBI Malang, Dedy Prasetyo, menjelaskan bahwa Bank Indonesia memiliki peran penting dalam mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. 

Oleh karena itu, program ToT CBD Rupiah dan QRIS ini dilakukan untuk memberi edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan uang rupiah dan pembayaran digital.

“ToT ini bertujuan memberikan bekal pengetahuan tentang rupiah dan pembayaran non tunai digital kepada para pegawai BPR dan Koperasi di wilayah Kota Malang dan Kota Batu. Karena kelompok ini memiliki peran strategis dalam menjalankan transaksi keuangan di masyarakat di wilayah terkecil,” jelas Dedy, kepada awak media, Sabtu (23/11/2024).

Baca juga:  Pengembangan Pertanian Modern Berbasis Koperasi di Kalimantan Tengah

Menurut Dedy, kelompok ini memegang peran penting sebagai frontliners bagi perbankan dan koperasi dalam melayani masyarakat. 

Dengan posisi tersebut, mereka dapat menyampaikan literasi kepada masyarakat luas. Terkait ciri-ciri keaslian uang rupiah dan mengetahui tingkat kelusuhan uang.

Dalam ToT ini ada 3 materi yang diberikan, yaitu Cinta Rupiah, Bangga Rupiah, dan Paham Rupiah.

1. Cinta Rupiah

Pada konsep “Cinta Rupiah,” masyarakat diajak untuk mengenal karakteristik, desain, dan ciri-ciri keaslian uang rupiah. 

Para peserta diajarkan pentingnya merawat uang dengan prinsip 5J, yakni jangan diremas, dilipat, distaples, dicoret, atau dibasahi. Konsep ini juga mendorong tindakan proaktif dalam pencegahan peredaran uang palsu.

2. Bangga Rupiah

Konsep “Bangga Rupiah” menekankan peran rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di NKRI sekaligus simbol kedaulatan dan pemersatu bangsa. 

3. Paham Rupiah

Sementara itu, “Paham Rupiah” mengajarkan masyarakat mengenai peran rupiah dalam perekonomian, termasuk fungsinya sebagai alat penyimpan nilai serta alat transaksi, baik tunai maupun non-tunai.

“Tentunya dengan membelanjakan Rupiah secara bijak sesuai kebutuhan, dengan tetap mengutamakan berbelanja produk dalam negeri mendukung UMKM. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian nasional, serta secara bijak mengoptimalkan nilai Rupiah melalui berbagai instrumen investasi yang sesuai.” tutur Dedy.

Baca juga:  Pelatihan Vokasional dari KemenKopUKM dan Baznas: Upaya Mengatasi Kemiskinan Ekstrem

Materi lainnya mencakup edukasi sistem pembayaran digital, khususnya penggunaan QRIS. 

Transaksi dengan QRIS disebut semakin berkembang karena menawarkan kemudahan, kecepatan, serta biaya yang lebih efisien. 

Berdasarkan data catatan volume transaksi hingga Oktober 2024, transaksi QRIS di Kota Malang dan Kota Batu tercatat mencapai 51 juta transaksi dengan nilai rata-rata Rp452 miliar per bulan.

Di sektor UMKM, Kota Malang menyumbang sekitar dua per tiga dari total 9,2 juta transaksi pada Oktober 2024, dengan nominal mencapai Rp568,2 miliar dari total Rp740,2 miliar di wilayah kerja BI Malang.

Secara akumulasi volume transaksi UMKM mencapai 57,2 juta transaksi pada bulan Januari hingga Oktober 2024, dengan nominal transaksi hingga Rp5 triliun.

Selain itu transaksi QRIS all merchant mencapai sekitar 64,9 juta transaksi dengan total nominal Rp 5,9 triliun selama Januari hingga Oktober 2024.

Dengan program ToT ini, Dedy berharap peserta mampu meningkatkan pemahaman masyarakat terkait transaksi berbasis digital, seperti dompet digital, sistem pembayaran berbasis QR, dan aplikasi perbankan. 

Baca juga:  Gibran Rakabuming bersama Zulhas Kunjungi Koperasi Peternakan Sapi di Lembang, Dukung Produksi Susu Lokal

Hal ini dinilai penting untuk mendukung pengembangan ekonomi digital sekaligus melindungi masyarakat dari kejahatan siber.

“Harapan setelah mengikuti ToT, para peserta memiliki pemahaman yang memadai terkait transaksi berbasis digital. Seperti dompet digital (e-wallet), sistem pembayaran bebrasis QR (Quick Responses), dan aplikasi mobile banking. Sehingga turut serta meningkatkan pemahaman masyarakat terkait transaski digital agar terhindar dari kejahatan siber,” terang Dedy. (IT/Beritakoperasi)