Jakarta, Beritakoperasi – Kustini Sri Purnomo, Calon Bupati Sleman nomor urut 1 mengatakan akan mengambil langkah untuk mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Sleman. 

Ia memaparkan akan ada langkah-langkah strategis seperti desentralisasi pengolahan sampah, pembentukan koperasi sampah, dan pemberian insentif kepada masyarakat. 

Kustini menjelaskan bahwa desentralisasi pengelolaan sampah di Sleman telah dimulai sejak Agustus 2023 berdasarkan instruksi dari Gubernur DIY. 

Selama lebih dari dua dekade, sampah di Sleman seluruhnya dibuang ke Piyungan tanpa pemilahan. 

Atas dasar itu, Kustini yang saat itu menjabat sebagai Bupati Sleman, segera membentuk Satgas Sampah dan membangun tiga Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Kalasan, Tamanmartani, dan Minggir.

“Selama lebih dari 20 tahun, sampah di Sleman semuanya dibuang ke Piyungan tanpa dipilah. Bulan Agustus 2023, Pak Gubernur menyurati para bupati harus desentralisasi sampah di kabupaten masing-masing,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan pembangunan TPST yang telah dilakukan di Kalasan, Tamanmartani, dan Minggir itu untuk mencapai konsep pengelolaan sampah yang mendukung zero waste. 

Baca juga:  Pemkab Siak Beri Penghargaan kepada 6 Koperasi Terbaik sesuai Kategori Masing-masing

Namun, keberhasilan program ini memerlukan dukungan masyarakat untuk mulai memilah sampah dari tingkat rumah tangga.

“Harapannya (mencapai) zero (waste), tapi tidak semudah itu apabila tidak dibarengi dengan masyarakat yang mulai memilah sampah dari rumah tangga,” kata Kustini.

Sebagai solusi jangka panjang, Kustini memperkenalkan pembentukan Koperasi Jasa Pengelolaan Sampah Sleman Sembada (Kopasmanda). 

Koperasi ini akan bekerja sama dengan kelurahan dan masyarakat untuk mengelola sampah terpilah, baik organik maupun anorganik. Sampah yang dipilah akan dihargai lebih mahal oleh koperasi, sehingga mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.

“Kopasmanda ini nanti kita kerjasama, di kelurahan harus ada, dan di TPST juga ada. Sampah dipilah dulu, yang organik sendiri, plastik sendiri, dan kardus disediakan dibeli harganya lebih mahal di koperasi ini.” jelasnya.

Untuk mendorong keterlibatan masyarakat lebih luas, Kustini juga akan memberikan insentif kepada RT, RW, atau pedukuhan yang aktif memilah sampah. 

Insentif ini akan diberikan berdasarkan tonase sampah yang berhasil dipilah.

“RT, RW, masyarakat apabila mau memilah sampah akan kita beri insentif, nanti sesuai dengan tonase sampahnya,” ucapnya.

Baca juga:  Pemerintah Siap Serap Minyak Makan Merah Buatan Koperasi

Melalui program-program ini, Kustini berharap Kabupaten Sleman dapat menjadi daerah yang bersih dan bebas dari sampah, dengan dimulai dari kesadaran masyarakat di tingkat rumah tangga. (IT/Beritakoperasi)