Jakarta, Beritakoperasi – Koperasi Kongbeng Bersatu meraih penghargaan atas produktivitasnya yang tinggi di ajang Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2024 yang diselenggarakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) yang digelar di gelar di Bali pada 6-8 November 2024.
Sebagai informasi, IPOC merupakan konferensi industri sawit terbesar di dunia yang tahun ini memasuki tahun ke-20.
Koperasi Kongbeng Bersatu ini beberapa kali telah meraih penghargaan serupa di ajang IPOC yang berlangsung setiap tahun.
Koperasi yang berlokasi di Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur ini meraih hadiah uang senilai Rp 50 Juta dan sertifikat dari perhargaan tersebut.
“Alhamdulillah, koperasi kami mendapat apresiasi sebagai mitra Gapki yang produktivitas kebun sawitnya tertinggi di Indonesia,” kata Agus Taman, Ketua Koperasi Kongbeng Bersatu, kepada KONTAN, baru-baru ini.
Penghargaan ini diberikan atas pemecahan memecahkan rekor sebagai koperasi dengan produktivitas kebun sawit tertinggi di Indonesia.
Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan luar biasa dalam mengelola perkebunan kelapa sawit, dengan luas kebun mencapai 4.800 hektare dan didukung oleh 1.600 anggota petani sawit rakyat, yang menghasilkan produksi 10.000 ton tandan buah segar (TBS) per bulan.
Produktivitas Koperasi Kongbeng Bersatu tercatat mencapai 36 ton per hektare per tahun, menjadikannya sebagai koperasi dengan produktivitas kebun sawit tertinggi di Indonesia.
Pola kemitraan yang saling menguntungkan menjadi kunci sukses mereka, di mana koperasi bekerja sama dengan perusahaan sawit besar seperti Sinar Mas Group untuk memasarkan hasil panen.
“Koperasi kami menjalin kerjasama untuk pemasaran hasil panen dengan Sinar Mas Group,” ungkap dia.
Hal ini telah memberikan stabilitas dan keuntungan bagi para petani anggota koperasi.
Selain aspek kemitraan, faktor penting lainnya adalah penggunaan bibit sawit berkualitas.
Bibit-bibit itu diperoleh dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Sucofindo, dan Damimas, serta kerja sama dengan distributor pupuk untuk memastikan pasokan yang mencukupi.
Produktivitas yang tinggi ini juga didukung dengan perawatan dan pemupukan optimal.
Sebagai dampak dari pola kemitraan yang solid, harga beli TBS dari para petani tetap tinggi dan stabil, mengikuti standar harga yang ditentukan oleh dinas perkebunan setempat.
Ini memberikan keuntungan berkelanjutan bagi para anggota koperasi, meskipun upaya perluasan kebun terbatas karena keterbatasan lahan di daerah Kongbeng.
“Kalau untuk perluasan kebun, sudah tidak bisa lagi, karena sulit mendapat lahan kosong atau lahan tidur di Kongbeng,” sebut Taman. (IT/Beritakoperasi)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.