Jakarta, Beritakoperasi – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop)  Ferry Juliantono menyatakan saat ini merupakan momen penting bagi Kementerian Koperasi (Kemenkop) untuk kembali menjadi soko guru perekonomian nasional.

Wamenkop mengungkap bahwa program 100 hari akan mendorong perubahan baik pada perkembangan koperasi di Indonesia.

“Kami di Kemenkop memiliki program 100 hari. Berkomitmen untuk melakukan perubahan terhadap koperasi ke arah yang lebih baik dan terus berkembang. Mulai dari rebranding koperasi hingga memperbaiki tata kelola koperasi,” ucap Wamenkop Ferry Juliantono dalam acara Rapat Koordinasi dan Evaluasi Mitra Pembiayaan Syariah LPDB-KUMKM di Yogyakarta, Rabu (13/11/2024).

Program rebranding koperasi ini akan mengubah pandangan masyarakat yang mengidentikkan koperasi sebagai badan usaha kecil, padahal banyak koperasi yang masuk dalam usaha besar.

Ferry juga akan mengupayakan pembiayaan LPDB ke berbagai sektor industri, termasuk memberikan dukungan pada skema syariah.

“Bersama Menteri Koperasi, Pak Budi Arie kami ingin meningkatkan status Kemenkop. Kalau sekarang kementerian berada di tingkat 3, kewenangan dan anggaran terbatas. Selama ini Kemenkop tidak punya kepanjangan tangan di daerah, padahal ini sangat penting,” ujarnya.

Baca juga:  Wakil Presiden: Peningkatan Pemahaman Ekonomi Syariah Jadi Prioritas Nasional

Secara resmi Kemenkop sudah mengajukan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dan anggaran untuk dinaikkan menjadi kementerian tingkat 2. 

“Semoga Insya Allah, jika anggaran dan kewenangan kami naik di tingkat 2, otomatis LPDB juga semakin besar kontribusinya terhadap pertumbuhan koperasi. Terutama di pembiayaan syariah oleh LPDB yang diharapkan terus memberikan manfaat,” harapnya.

Lebih lanjut, LPDB diharapkan dapat menjadi cikal bakal terbentuknya bank koperasi.

“Niatnya, mudah-mudahan LPDB menjadi lembaga pembiayaan yang sama besarnya dengan lembaga keuangan seperti bank-bank yang ada saat ini,” ucapnya.

Selain itu, Ferry juga menyoroti perlunya sosialisasi kepada generasi muda dan milenial, karena merasa generasi muda belum banyak mengenal koperasi.

Ferry mengungkap Kemenkop ingin kembali menghidupkan koperasi sekolah dan koperasi muda.

Ferry menegaskan bahwa Kemenkop memiliki dasar konstitusi dan filosofi yang menjadi semangat koperasi sebagai pilar ekonomi nasional. Wamenkop juga percaya bisa meningkatkan aset koperasi.

“Kami ingin secara bertahap menaikkan aset koperasi menjadi Rp500 triliun, ke Rp1.000 triliun, bahkan hingga Rp1.500triliun,” yakinnya.

Baca juga:  40 KOPERASI DI SIKKA MATI SURI, PENYEBABNYA KREDIT MACET

Kemenkop juga menekankan pentingnya digitalisasi koperasi. 

Saat ini, Kemenkop tengah mengembangkan integrasi database yang mencakup profil koperasi di seluruh Indonesia agar pengawasan dan kontrol bisa dilakukan melalui satu sistem atau aplikasi.

“Saya bersama Menkop mencetuskan ide sarjana penggerak koperasi dari sekolah-sekolah atau institusi koperasi yang alumninya tidak boleh lagi menganggur, tetapi dilibatkan membantu agar koperasi lebih modern,” ucapnya.

Direktur Pembiayaan Syariah LPDB-KUMKM, Ari Permana, melaporkan bahwa sejak 2017 hingga triwulan III 2024, LPDB telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp19,1 triliun. 

Khusus untuk skema syariah, dana yang disalurkan sejak 2019 hingga triwulan III 2024 mencapai Rp4 triliun.

“Berharap koperasi khususnya di sektor riil di tahun 2025 bisa tumbuh baik. Inovasi koperasi menjadi kunci supaya koperasi bisa terus tumbuh dan berkembang usahanya. Diharapkan juga, bisa terus mensejahterakan koperasi dan anggotanya,” kata Ari. (IT/Beritakoperasi)