Jakarta, Beritakoperasi – Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menekankanpentingnya motivasi anak muda untuk terlibat dalam sektor pertanian dan pertanian.

Hal ini disampaikan dalam Seminar Nasional Ketahanan Pangan (Agri Summit 2024) yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Fakultas Pertanian (KAFP) Universitas Padjadjaran di Kampus Dipatiukur, Bandung pada Jumat (30/8).

Di Indonesia, sebagian besar petani berusia di atas 45 tahun, situasi serupa juga terjadi di negara lain seperti Jepang dan Inggris, di mana rata-rata usia petani mencapai 67 tahun dan 59 tahun, masing-masing.

Data terbaru dari BPS menunjukkan hanya 19,2% generasi muda di Indonesia yang tertarik bekerja di sektor pertanian dan perikanan. Sebagian besar, yakni 56,46%, memilih sektor jasa dan perdagangan.

Teten juga mengungkapkan hasil survei Bank Dunia 2023, yang menunjukkan bahwa pendapatan petani dan nelayan muda di 18 negara masih di bawah ambang batas kemiskinan ekstrem, dengan 41,9% pemuda di sektor pertanian mengalami pendapatan yang sangat rendah.

Data-data itu menunjukan bahwa anak muda kurang memiliki minat dalam menekuni bidang pertanian dan pertanian. Menurut Teten, salah satu tantangannya adalah kendala regenerasi.
Adapun penyebab lainnya adalah rendahnya pendapatan dari sektor pertanian.

Baca juga:  Dinas Koperasi Jateng Gelar Business Matching, Omzet Tembus Rp 143,6 Miliar

Menurut Teten, kurangnya minat anak muda disebabkan oleh minimnya akses ke inovasi dan teknologi dalam pengelolaan sumber daya pertanian dan perikanan.

Ia menekankan perlunya percepatan peningkatan produktivitas dan nilai tambah dari sektor ini. Hal itu karena akan berpeluang menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas dan lebih berkualitas ke depan.

Inovasi dan Riset

Menanggapi kurangnya minat anak muda dalam sektor pertanian dan perikanan, Rektor Universitas Padjadjaran Prof Dr Rina Indiastuti, menyebut pihaknya sudah melakukan
berbagai inovasi dan riset pertanian berlandaskan pada kearifan lokal produk Jawa Barat.

“Misalnya, kolaborasi antara mahasiswa dan dosen sudah banyak menghasilkan produk pertanian berbasis teknologi dan riset,” kata Prof Rina.

Selain itu, Unpad berkomitmen mengembangkan agroekosistem yang inklusif, mendukung UMKM, dan menjelajahi sumber karbohidrat baru untuk memperkuat kedaulatan pangan.

Ketua Agri Summit 2024, Lewi Cuaca, menambahkan bahwa salah satu inisiatif utama dari Agri Summit 2024 adalah pengembangan pangan lokal seperti sukun dan ubi jalar sebagai sumber karbohidrat alternatif.

Baca juga:  Rakerwil Dekopinwil Jatim : RUU Perkoperasian Mewujudkan Otonomisasi Dan Kemandirian Koperasi

Upaya ini mencakup pengembangan varietas unggul, penanaman yang sesuai, serta hilirisasi produk untuk menarik konsumen.

Acara Agri Summit 2024 juga melibatkan Market Connect UMKM Pertanian, yang bertujuan menghubungkan pelaku UMKM sektor pertanian dengan pasar domestik dan internasional.

Inisiatif ini diharapkan dapat memperluas akses UMKM ke peluang bisnis, meningkatkan jaringan pemasaran, dan memperkuat kapasitas mereka untuk bersaing di pasar global. (IT/Beritakoperasi)