Jakarta, Beritakoperasi – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelajahi peluang kerja sama untuk komersialkan hasil riset dan inovasi. Sinergi ini dilakukan untuk mendapat sumber ekonomi baru bagi para pelaku usaha.
Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) menyatakan bahwa sebagian besar pelaku usaha di Indonesia khususnya di sektor UMKM berdiri bukan berdasarkan hasil riset atau inovasi, sehingga sulit berkembang optimal.
Kerja sama KemenKopUKM dan BRIN diharapkan dapat menghubungkan hasil riset dengan dunia usaha, sehingga dapat menciptakan ekosistem yang memungkinkan komersialisasi inovasi.
Dalam kunjungan ke Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno di Cibinong, Teten didampingi oleh Deputi Bidan Kewirausahaan KemenKopUKM, Siti Azizah dan Plt Deputi UKM, Temmy Satya Permana.
Dalam kunjunganya, Teten menjelaskan bahwa ekonomi Indonesia saat ini lebih banyak ditopang oleh industri manufaktur pertambangan dan perkebunan kelapa sawit, padahal masih banyak daya lain yang bisa dikembangkan.
Ia juga menyoroti bahwa inovasi teknologi digital dari startup lebih banyak berfokus pada pembayaran (payment) dan e-commerce, bukan pada sektor produksi seperti pertanian, perikanan, dan perkebunan. Hal ini karena mayoritas pelaku usaha tersebut berdiri tanpa didasari hasil riset yang mendalam.
Untuk menanggulangi masalah tersebut, KemenKopUKM sedang menyiapkan startup yang dapat mendukung pengembangan UMKM di sektor produksi.
Teten berharap UMKM dan startup di Indonesia bisa mencontoh ekosistem bisnis UMKM di Korea, Jepang, Belanda, dan Australia, yang didasarkan pada riset mendalam sehingga mampu menciptakan sumber ekonomi baru.
Selain itu, Teten juga berharap agar pengembangan bisnis dapat mengoptimalkan sumber daya dan potensi masing-masing wilayah.
Teten optimis dengan mengolah produk berbasis bahan baku lokal dapat menjadi keunggulan dan mampu berkompetitif. Untuk mewujudkan impian tersebut perlu berkolaborasi dengan BRIN.
Sementara itu, Kepala BRIN L. T. Handoko menyambut baik inisiatif Teten Masduki dan menawarkan fasilitas sebagai pusat penelitian dan pengembangan (research and development/ R&D) untuk mendukung UMKM dan startup.
Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno dapat dijadikan tempat pengembangan startup dan kewirausahaan nasional. KST ini dilengkapi dengan fasilitas model dan laboratorium untuk pengembangan uji produk.
KST Soekarno juga siap memfasilitasi pelaku usaha untuk mendapatkan akses pembiayaan dari berbagai sumber pendanaan dan hibah riset.
KST Soekarno memiliki akses ke berbagai sumber daya dan jaringan yang luas, memungkinkan UMKM, startup, dan wirausaha untuk tumbuh.
“Kawasan kami ini memiliki berbagai fasilitas untuk pengujian produk. Semoga hari ini bisa menjadi awal yang baik bagi kita untuk bersama-sama menjalin kemitraan,” kata Handoko.
Dengan adanya sinergi dari KemenKopUKM dan BRIN, diharapkan dapat menciptakan sumber ekonomi baru dan mengembangkan UMKM dan startup di Indonesia. (IT/Beritakoperasi)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.