Beritakoperasi, Jakarta – Menteri Koperasi dan Usaha Kexil dan Menengah Teten Masduki menginginkan agar koperasi dan UMKM menjadi sentra pemulihan ekonomi nasional.

“Karena mayoritas pelaku usaha kita 99,9 persen adalah UMKM yang kontribusi terhadap PDB 61 persen, dan yang paling dahsyat itu penerapan tenaga kerja 97 persen di sektor UMKM,: ungkap Teten Masduki di Jakarta, senin.

Ia mengatakan  bahwa agar UMKM dapat berkembang maka harus bermitra dengan usaha yang besar. Dalam sebuah survei, ia menyebutkan 93 persen UMKM di Indonesia tak menjalin kemitraan dengan usaha besar. Baginya, bermitra dengan usaha besar dapat menghadirkan kesempatan untuk memperluas pasar, meningkatkan kapasitas produksi, daan meningkatkan kualitas promo.

“UMKM kita selalu kalah bersaing, baik di online maupun di Offline karena kapasitas produksi rendah, daya saingnya juga rendah. Kita ingin ke depan menyiapkan UMKM kita ke dalam konsep rantai pasok,” Jelas dia.

Teten menambahkan bahwa di china, korea selatan dan jepang, UMKM-nya sudah memproduksi produk-produk teknologi.

Baca juga:  Awalnya Mengira Indosurya Bukan Koperasi, Chef Arnold Dan Kerabat Ketipu Indosurya

Teten menambahkan  bahwa hal itu disebabkan UMKM di negara-negara tersbut memproduksi barang-barang yang menjadi rantai pasok kebutuhan industri nasional.

“Ini menjadi penting, agar UMKM kita tidak hanya terus menerus bikin kripik, krapak, krupuk, dodol, tapi sudah mullai masuk ke komponen industri, industri makan, industri otomotif, elektronik, dan sebagainya. Sehingga ketika usaha besarnya berkembaang, UMKM-nya ke gerek naik. Memang yang harus kita hindari adalah yang kecil dicaplok yang besar,” Ujarnya.

Sebagai informasi, ketua KPPu mengatakan pelaku UMKM terbukti memiliki kotribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya dalam hal keluasan kesepakatan kerja, penyerapan tenaga kerja, pembentukan PDB, serta menyediakan jaringan pengaman terutama bagi masyarakat berpenghasilan menengah dan bawah untuuk dapat menjalankan kegiatan ekonomi yang produktif.