Jakarta, Beritakoperasi – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menyampaikan gagasan baru mengenai penyebutan bagi individu yang berkecimpung di sektor UMKM.
Dalam kesempatan pembukaan pameran Inacraft 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Rabu (5/2/2025), ia mengajak masyarakat untuk beralih dari istilah ‘pelaku’ ke ‘pengusaha’ UMKM.
“Pada kesempatan ini, yang terakhir, saya sudah tidak mau lagi menyebut kata-kata pelaku. Ini mumpung ada Ibu Wapres (Selvi Ananda) dan ada ibu-ibu Seruni, kita tidak mau lagi menyebut pengusaha UMKM dengan kata pelaku,” kata Menteri Maman.
Gagasan ini muncul dari pengamatannya terhadap makna yang melekat pada kata ‘pelaku’.
Menurutnya, istilah tersebut sering kali diasosiasikan dengan konotasi yang kurang positif, sehingga kurang sesuai dengan peran besar yang dimainkan UMKM dalam perekonomian nasional.
“Soalnya, saya hampir belum pernah menemukan kata pelaku dipadankan dengan hal-hal yang baik. Coba silakan cek, tidak pernah, saya belum pernah menemukan kata pelaku dipadankan dengan hal-hal yang baik,” kata dia.
Maman berharap perubahan istilah ini dapat menghadirkan sudut pandang baru dalam menghargai kontribusi besar UMKM terhadap perekonomian nasional.
Ia menyoroti bagaimana sektor ini menjadi pilar ketahanan ekonomi, dibuktikan kemampuan UMKM bertahan melawan situasi sulit pada masa pandemik COVID-19.
“Insha Allah, dengan memulai sebuah perubahan kecil, kita bisa sedikit menaikkan perhatian, pandangan kita, atau mengubah mindset berpikir kita dalam melihat UMKM di Indonesia,” papar Menteri Maman.
“Mereka adalah bagian dari orang-orang yang struggle, berjuang, dan bahkan kreatif. Dari sisi kreatifitas sudah tidak perlu lagi diragukan. Karena di era COVID-19, merekalah yang bertahan untuk menjaga ekonomi negara tetap stabil, walaupun diluluh-lantakkan dengan adanya pandemi COVID-19,” lanjut Menteri Maman.
Ajang Inacraft 2025 sendiri mengusung tema utama From Smart Village to Global Market, dengan sub-tema ‘The Cosmological Axis of Yogyakarta, Living in Harmony’.
Acara ini menjadi platform bagi pengusaha UMKM untuk memperluas jangkauan bisnis mereka, baik di pasar domestik maupun internasional.
Penyelenggara menargetkan kehadiran 100.000 pengunjung, termasuk 1.000 buyers dari luar negeri. Sementara itu, nilai transaksi ritel diperkirakan mencapai Rp100 miliar, dengan kontrak dagang senilai US$1,5 juta.
“Acara ini bukan sekadar pameran kerajinan tangan, tetapi juga wadah penting bagi pengusaha UMKM untuk berkembang. Tahun ini, target transaksi Inacraft diproyeksikan mencapai Rp100 miliar, meningkat dari pencapaian tahun lalu sebesar Rp75 miliar,” kata Menteri Maman. (IT/Beritakoperasi)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.