Beritakoperasi, Serang – Kebahagiaan Nampak dari muka Kalimah. Sepertinya belum pernah Kalimah merasakan dinginnya lantai keramik, lantai yang selama ini diimpikannya. Sejak kecil, untuk bisa mandi dengan air keran pun hanyalah sebuah mimpi bagi wanita berusia 61 tahun silam tersebut. Rumahnya hanya berdinding bilik dan beratap rumbia. Di rumah itulah, ia membesarkan tiga putra putrinya dengan ala kadarnya. Angin malam yang menembus bilik rumahnya telah menjadi sahabatnya di kala tidur. Hidup minus tanpa kehadiran suami, semua dihadapi Kalimah dengan senyuman.

Hibah Rumah Siap Huni Ke -303 Kopsyah BMI 

Hari ini Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara meresmikan Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) non anggota kepadanya di Kampung Ciagel Barat RT 005, RW 002, Desa Mongpok, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Rabu (7/7). Rumah gratis yang dibangun ulang dari nol oleh BMI adalah yang ke 303 sejak digulirkan 2015 silam, atau yang ke 7 di Cabang Pelayanan Petir. Rumahnya yang dahulu beratap daun aren berganti asbes. Hamparan keramik menutupi semua lantai rumahnya mulai dari teras hingga dapur belakang. Dinding rumahnya pun sudah berganti hebel, catnya hijau menyejukkan. Kini Kalimah dan keluarga tak perlu meminjam WC tetangganya karena kamar mandi sudah dibangun oleh BMI.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Kopsyah BMI. Padahal saya bukan anggota. Tapi BMI sudah bangun kami rumah. Nggak bisa ngomong apa-apa lagi. Terima kasih banyak Kopsyah BMI,” paparnya.

Baca juga:  Pesan Budi Arie pada Sertijab Menkomdigi: Lanjutkan Pemberantasan Judi Online

Poin kelima peradaban baru Koperasi Indonesia yakni koperasi harus peduli sesama menjadi poin sambutan Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara. Ditegaskannya, HRSH menjadi pembeda koperasi dengan yang lain.  “Dana pembangunan rumah ini berasal dari Infaq Rp 1.000 yang setiap minggu dikumpulkan dari para ibu-ibu anggota BMI semua. Dan inilah bedanya koperasi dengan yang lain. Membantu sesama saudara kita yang kesusahan,” ujarnya. Kamaruddin mengatakan, bahwa ada 5-7 lembaga keuangan yang beroperasi di desa. Berbeda dengan yang lain, BMI memiliki 19 kegiatan sosial yang menjadi pilar pemberdayaan sosial, tidak hanya bagi anggota namun juga masyarakat pada umumnya.

“Memang tidak masalah mau pinjam ke siapa, namun harus pandai mengukur, mampu tidak membayar semuanya. Di lapangan banyak yang melapor, urusan piutang saja dibahas mulai dari desa hingga pihak luar atau LSM. Saya tanya ke ibu-ibu semua, apakah ada yang dipaksa oleh BMI? Tidak ada. Karena BMI itu koperasi. Koperasi ini milik sama-sama. Ibu termasuk pemiliknya. Ibu Tatu (Bupati Serang) juga anggota. Sudah dua kali beliau ikut peresmian HRSH,” terangnya.

Dalan acara peresmian HRSH, protokol kesehatan (prokes) dilakukan secara ketat. Mulai dari masker dan penggunaan hand sanitizer. Tamu undangan sangat dibatasi sekali. Jarak antar tamu dibuat 1,5 meter, sehingga tak menimbulkan kerumunan. Sama halnya dengan operasional Koperasi BMI, setiap rembug pusat, protokol kesehatan merupakan kewajiban baik oleh anggota dan staf lapang yang bertugas.  “Dan Alhamdulillah, di Kabupaten Bogor saja, kami tetap menerapkan prokes, semua kita lakukan dengan ketat. Saya mengajak Pak Camat, Pak Kades dan Pak Danramil bisa menyeleksi di masyarakat, bagaimana BMI mensosialiasikan ekonomi syariah di sini. Warga semua silahkan pilih mana koperasi yang baik dan benar,” jelasnya.

Baca juga:  KemenkopUKM Dan Kementan Kerja Sama Kembangkan Hilirisasi Produk Peternakan Melalui Koperasi

 

Pria berbadan tinggi besar ini mengatakan, koperasi tidak hanya besar dan profesional, namun juga koperasi harus meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Gerakan berkoperasi harus didasari oleh semangat kekeluargaan dan gotong royong dengan konsep ta’awun atau saling tolong-menolong dalam kebaikan seperi yang diperintahkan Allah SWT di Surah Al Maidah ayat 2. Peraih Satyalancana Wira Karya  dari Presiden RI tahun 2018 itu menyebut bahwa acara peresmian HRSH merupakan ajakan sekaligus syiar BMI agar tetangga dan warga yang berada di sekitar lokasi ikut berbagi dan membantu saudara-saudaranya yang kesusahan.

“Allah SWT akan memberikan rezeki yang tidak disangka itu ada di Surah At Thalaq 2 dan 3. Dan inilah yang diberikan Allah SWT melalui doa-doa Ibu Kalimah sekeluarga lewat salat malam,” paparnya.

Sementara, Manajer Cabang Petir Rizky Ariyanto mengatakan, Ibu Kalimah tinggal di rumah yang sangat tidak layak bersama 2 orang anak. Suaminya sudah meninggal 20 tahun lalu. Keadaan rumah yang ditempati sangat memprihatinkan dengan keadaan sudah ditunjang dengan kayu penyangga tambahan yang lama kelamaan pasti akan lapuk juga. “Rumahnya hampir 30 tahun belum dilakukan perbaikan, ketika hujan semua sisi ruangan mengalami kebocoran, apalagi ketika hujan diiringi angin kencang mereka sampai mengungsi ke rumah tentangga terdekat karena dikhawatirkan akan roboh,” jelasnya.

Baca juga:  Tolak OJK di Koperasi Trending di Twitter, Tembus 12,6 Ribu Tweet

Dalam memenuhi kebutuhan sehari hari, Kalimah kerja serabutan mulai dari buruh tani hingga memutil cabai milik tetangga. Tentu dengan pendapatan yang tidak menentu. “Bahkan tidak dapat sama sekali, sehingga membuat Ibu Kalimah mengandalkan bantuan dari tetangga sehari-hari. Akan tetapi, dengan serba keterbatasan Ibu Kalimah tetap mengupayakan anaknya untuk terus bersekolah walaupun dengan biaya sendiri. Inilah yang membuat kami mengajukan pembangunan HRSH kepada pusat,” ujar pria yang baru tiga hari menjadi bapak ini.  “Dengan total biaya Rp 52 juta dari ZISWAF Kopsyah BMI, Alhamdulillah rumah Ibu Kalimah bisa dibangunkan. Salah satu keluarganya Ibu Ana  ikut berpartisipasi dengan menyumbang 1 unit pompa air,” paparnya 

Sementara Camat Cikeusal Iman Saiman memberi acungan jempol pelaksanaan peresmian HRSH BMI yang taat prokes. Sekaligus berterima kasih kepada Kopsyah BMI yang sudah peduli terhadap warganya. ”Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar. Kami berterima kasih kepada Kopsyah BMI yang peduli terhadap warga kami, ini sudah kedua kalinya,” ujar Saiman. (Diah/Beritakoperasi).