Tangerang, Beritakoperasi – Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi memaparkan empat strategi agar koperasi di Indonesia mampu bertahan dan berdaya saing dalam lanskap ekonomi modern.
Strategi tersebut disampaikannya dalam sambutan pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (BMI) yang berlangsung di Tangerang, Kamis (23/1/2024).
Strategi pertama yang disampaikan oleh Budi Arie adalah pentingnya inovasi berbasis teknologi. Transformasi digital, menurutnya, tidak lagi menjadi opsi melainkan kebutuhan mendesak bagi koperasi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas akses pasar.
Ia menambahkan, pemanfaatan teknologi tidak hanya meningkatkan layanan, tetapi juga memudahkan komunikasi antara pengurus, anggota, dan mitra koperasi.
“Sebelumnya, saat saya menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), saya menyampaikan bahwa kita hanya menunggu waktu untuk sepenuhnya beralih menuju digitalisasi. Digitalisasi adalah sebuah keniscayaan di tengah masyarakat,” ujar Budi Arie dalam sambutannya saat membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (BMI), Koperasi Konsumen BMI, dan Koperasi Jasa BMI Tahun Buku 2024 di Tangerang, Kamis (23/1/24).
Strategi kedua adalah diversifikasi usaha, yang memungkinkan koperasi memiliki lebih banyak sumber pendapatan, yang pada akhirnya mendorong peningkatan kesejahteraan anggota.
“Berdasarkan pengalaman di sejumlah negara lain, koperasi menjadi penahan krisis. Oleh karena itu, koperasi harus dikelola secara efisien, seperti yang ditunjukkan oleh koperasi di Italia, di mana diversifikasi usaha menjadi salah satu kunci keberlanjutan,” tutur Budi Arie.
Selanjutnya, Budi Arie mendorong penguatan kapasitas SDM melalui program pendidikan dan pelatihan. Dengan meningkatkan kompetensi para anggotanya, koperasi diharapkan dapat dikelola lebih profesional dan inovatif.
Strategi terakhir yang dipaparkan Budi adalah menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kapasitas usaha.
Peluang telah dibuka dengan adanya beragam program prioritas pemerintah, terdapat banyak peluang yang dapat dikerjasamakan dengan koperasi.
“Koperasi berasal dari kata cooperative yang berarti bekerja sama, maka koperasi harus bisa menjalin kemitraan dengan berbagai pihak. Koperasi juga perlu membangun jejaring dengan lembaga-lembaga lain, baik di tingkat nasional maupun internasional,” jelas Budi Arie.
Budi Arie berharap, melalui RAT yang diselenggarakan oleh Koperasi Produsen BMI Group ini, akan lahir terobosan dan inovasi yang mendorong koperasi-koperasi lain di Indonesia untuk turut tumbuh dan berkembang.
Menurutnya, semakin tinggi kontribusi koperasi terhadap peningkatan kesejahteraan anggota, semakin besar pula partisipasi masyarakat untuk berkoperasi.
“Mari kita jadikan RAT ini sebagai momentum merancang langkah-langkah strategis yang dapat mendorong koperasi kita semakin maju dan berdaya saing, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga global,” ucapnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia, Kamaruddin Batubara, mengatakan Koperasi Produsen BMI Group bertekad menjadi koperasi yang mandiri, berkarakter, dan bermartabat.
“Dengan semangat kebersamaan dan komitmen untuk terus belajar, saya yakin koperasi kita akan mampu memberikan manfaat lebih besar bagi anggota dan masyarakat luas,” ujar Kamaruddin.
Ia menyampaikan pencapaian signifikan BMI Group yang mencatat laba kotor Rp16,08 miliar pada tahun buku 2024, dengan sisa hasil usaha (SHU) sebesar Rp8,76 miliar.
Atas pencapaian tersebut, Kamaruddin menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak, terutama kepada pengawas, pengurus, dan karyawan koperasi.
“Ke depan, sinergi dan kerja sama antarpemangku kepentingan akan terus kami tingkatkan untuk mendorong kenaikan level daya saing Koperasi BMI Group,” tuturnya. (IT/Beritakoperasi)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.