Solo, Beritakoperasi –  Diketahui, BUMN dan swasta masing-masing memiliki aset mencapai Rp 7.000 triliun dan Rp 10.000 triliun. Sementara itu, aset koperasi saat ini hanya sebesar Rp 281 triliun.

Ketimpangan ini mendorong Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono untuk mencanangkan langkah strategis, yaitu dengan memasuki sektor industri.

“Dengan ketimpangan ini, kami diminta untuk mendorong supaya badan usaha koperasi bisa meningkat dari Rp 281 triliun naik menjadi Rp 500 triliun. Dan caranya adalah kami di Kementerian Koperasi ingin mentransformasi koperasi bisa masuk ke sektor industri,” ungkap Ferry dalam acara penutupan Perpadi (Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras) di Solo, Kamis (16/1/2025).

Ferry mengatakan bahwa sektor industri, termasuk industri beras dan penggilingan padi didorong untuk membentuk koperasi agar mudah mendapat bantuan dari Kemenkop. 

Dana ini akan disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) untuk mendukung koperasi-koperasi yang berkembang di sektor strategis.

“Kemenkop kemarin sebagai wujud kepedulian Pak Prabowo (Presiden Prabowo Subianto) kepada koperasi, kami dalam rapat terbatas Minggu lalu mendapatkan tambahan anggaran untuk kemenkop sebesar Rp 10 triliun dan akan kami salurkan melalui lembaga pengelolaan dana bergulir atau LPDB,” bebernya.

Baca juga:  Sularto : Ajak Pemerintah dan Pelaku Koperasi, Kampanye Untung Bareng Koperasi

Langkah ini juga mendukung swasembada pangan 2025. Untuk itu, Kemenkop berniat meningkatkan kualitas gabah dengan memberikan dryer (pengering) kepada para pengusaha penggilingan padi.

“Salah satu yang akan dilakukan oleh Kemenkop adalah kami akan merevitalisasi KUD yang ada di daerah dan kami akan lengkapi dengan alat bantu dryer yang harus diperbanyak di seluruh Indonesia, dalam rangka untuk bisa meningkatkan kualitas hasil gabah dari petani kita,” terangnya. (IT/Beritakoperasi)