Beritakoperasi, Jakarta – Sangat menarik sesi sharing yang digelar Sabtu (10/7) pada Webinar Menciptakan Ekosistem Koperasi Berbasis Anggota Menuju Koperasi Modern. Pada sesi best practice koperasi, berkesempatan memberikan pengalamannya adalah Yakobus Jano, Ketua Kopdit Pintu Air dari NTT. Koperasi Kredit (Kopdit) atau Credit Union (CU) Pintu Air diawali dengan arisan keluarga yang akhirnya berubah menjadi koperasi.

Yakobus Jano mengatakan misi Kopdit Pintu Air adalah mengangkat orang miskin yang  kebanyakan dari kelompok petani, nelayan dan buruh untuk menjadi orang kaya dan sejahtera. “ Kami sepakat membangun dan mengembangkan koperasi dengan kekuatan anggota” kata Jano pada acara ini.

Acara Webinar Menciptakan Ekosistem Koperasi Berbasis Anggota Menuju Koperasi Modern merupakan acara yang digelar dalam rangka harkop yang merupakan kerja bareng antara Kemenkop dan Koperasi BMI.

“Kopdit Pintu Air didirikan oleh awalnya 50 orang pada 1 April 1995, di Dusun Rotat, Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka dan saat ini telah mencapai 293 ribu anggota” paparnya dalam kesempatan webinar melalui zoom meeting yang diikuti oleh lebih dari 1000 orang baik yang ikut melalui link zoom maupun melalui chanel youtube BMI NEWS.

Baca juga:  Menteri Teten Ungkap Lima Pondasi untuk Pelaku UMKM dan Dorong UMKM Konsolidasi dalam Wadah Koperasi

“Pengalaman kami mewartakan koperasi ini dari kampong ke kampong. Basis utama kami adalah petani, nelayan, peternak dan buruh” ujarnya melanjutkan .

“Basis kami adalah masyarakat dengan ekonomi lemah lebut, mereka mengumpulkan uang recehan sehari Rp 2000,-. Jadi kekuatan kami ini dengan recehan. Jadi sebulan itu antara Rp 25.000,- sampai Rp 50.000,-. Dan kemudian kami terus motivasi anggota.  Dengan perjuangan bersama dan kepercayaan bersama bertumbuhlah koperasi kami. Selama 26 tahun ini sudah tersebar hampir di seluruh Indonesia” paparnya lagi.

“Koperasi tidak kenal suku bangsa dan agama, semuanya Indonesia. Jadi saling membantu adalah benar. Inilah Indonesia harus tolong – menolong” ujarnya.

“Pengalaman kita saat pandemi karena anggota merasa memiliki koperasi, kita tidak terlalu mengalami kesulitan dana” terang Jano melanjutkan.

Untuk digitalisasi koperasi Kopdit Pintu Air juga telah memanfaatkan RAT online apalagi saat pandemi saat ini. Pada sesi tanya jawab Jano yang ditanya soal bagaimana menjaga persaiangan dengan lembaga keuangan lain, ia menjawab kuncinya adalah rasa memiliki dari koperasi. “Kunci sukses memenangkan persaingan di lapangan adalah adanya kebersamaan anggota. Kita kenal dengan solidaritas dan swadaya” pungkasnya memberikan paparan. (Diah/beritakoperasi)

Baca juga:  Catatan Akhir Tahun Koperasi Indonesia : Meskipun Ekonomi 2023 Mendung, Induk BTM Tetap Optimis Microfinance Berkembang