Kondisi Global Makin Ngeri, Wamenkeu: Suku Bunga The Fed Sulit Turun

Rabu, 12 Juni 2024 - 03:38

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Beritakoperasi, Purwokerto – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapan bahwa kondisi global saat ini menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia. Mulai dari makin sulit turunnya kebijakan suku bunga acuan bank sentral global hingga potensi kenaikan harga-harga komoditas akibat perang di berbagai wilayah dunia.

 

"Bagaimanapun perekonomian Indonesia tidak bisa lepas dari kondisi yang terjadi di seluruh dunia," kata Suahasil dalam acara Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2024, Kamis (18/4/2024).

Suahasil mengatakan, potensi kebijakan suku bunga acuan bank sentral yang masih akan sulit turun. Ini tercermin dari arah kebijakan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, yakni The Federal Reserve yang masih akan tinggi dalam waktu panjang, dan tidak akan turun dalam waktu dekat sebagaimana prediksi awal pada semester II tahun ini.

 

BACA JUGA: https://beritakoperasi.com/panas-perang-iran-israel-pemerintah-ungkap-nasib-wni

Menurut Suahasil, suku bunga acuan The Fed, yakni Fed Fund Rate tidak akan turun dalam waktu dekat karena data inflasi atau kenaikan harga-harga di AS masih belum mencapai ke sasaran target mereka. Sebagaimana diketahui, target inflasi di AS menurut The Fed ialah di kisaran 2%, namun saat ini masih bergerak di level atas 3%.

Baca juga:  Update Kenaikan Harga BBM Februari 2023

"Karena itu kalau beberapa bulan lalu kita harapkan suku bunga AS sudah akan turun sepertinya tidak akan terjadi dalam waktu yang terlalu dekat," ucap Suahasil.

Masih tingginya suku bunga acuan bank sentral AS itu, menurut Suahasil, akan menyebabkan arus modal akan keluar dari negara-negara emerging market ke AS, menyebabkan sulitnya memperoleh aliran modal saat ini. Padahal, aliran modal itu dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas di pasar keuangan.

 

BACA JUGA: https://beritakoperasi.com/konflik-iran-israel-bikin-harga-minyak-naik-as-ikut-was-was

"Karena itu akan terjadi situasi yang sepertinya suku bunga AS masih tinggi, modal di tingkat global masih akan mengalir ke AS, artinya kita masih harus jaga berbagai macam kondisi volatilitas yang terjadi di dunia," tegasnya.

Semakin sulitnya mencari aliran modal asing dan stabilitas perekonomian itu, dia tekankan diperburuk dengan perlambatan ekonomi di China dan Eropa, serta memburuknya tensi perang di kawasan Timur Tengah, akibat munculnya serangan rudal Iran ke Israel pada Sabtu lalu. Akan membuat arus perdagangan global melambat dan mengganggu stabilitas finansial.

Baca juga:  Indonesia Bidik Swasembada Gula, Perhutani Siapkan 2.300 Hektar Lahan Tebu

"Dan ini tentu kita harus perhatikan karena belakangan terjadi konflik antara negara-negara di Timur Tengah. Konflik Israel dan Iran kita perhatikan dengan sangat serius dan kita harap tidak terjadi eskalasi berlebihan sehingga ganggu perdagangan dunia ganggu sektor keuangan finansial," tegas Suahasil. (Beritakoperasi/Izul)
 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari BeritaKoperasi.com di Telegram dengan cara klik link berikut ini : t.me/beritakoperasi.

Berita Terkait

Keuangan Syariah jadi Kunci Pembangunan Ekonomi Nasional Indonesia
Program Bantuan Hukum UMK Diperluas: KemenKopUKM dan Mitra LBH-UMK Siap Berikan Bimbingan dan Literasi
ICEFF 2024: Kadisparbud Jabar Dorong Sinergi Ekonomi Kreatif Syariah
BI Terus Intervensi Pasar Akibat Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras
Penyebab Harga Bawang Merah Naik
Pengusaha Buka-bukaan Biang Kerok Gula Langka dan Mahal di Ritel
Indonesia Bidik Swasembada Gula, Perhutani Siapkan 2.300 Hektar Lahan Tebu
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 7 September 2024 - 04:37

Menteri Teten Ungkap Lima Pondasi untuk Pelaku UMKM dan Dorong UMKM Konsolidasi dalam Wadah Koperasi

Sabtu, 7 September 2024 - 04:33

Dukung Pemenuhan Komitmen Perizinan Koperasi, Diskop UKM Jatim Gelar Kegiatan Uji Kompetensi Koperasi

Sabtu, 7 September 2024 - 04:30

PP Nomor 28/2024 Dinilai Merugikan Penjualan Pedagang Kelontong dan Koperasi

Jumat, 6 September 2024 - 20:25

Mie Ayam Mbah Uti: Melestarikan Resep Keluarga dan Menambahkan Sentuhan Modern

Jumat, 6 September 2024 - 20:15

Kebersamaan dan Kepercayaan: Koperasi Kopasjadi Sukses Gelar Acara Pembinaan dan Pemberdayaan Anggota

Jumat, 6 September 2024 - 13:36

Dukungan UMKM tidak Efektif, Apa yang Salah Dengan Implementasi Program Pemerintah?

Jumat, 6 September 2024 - 13:32

Kolaborasi Internasional: KemenKopUKM dan Kurokawa Laboratory Jepang Dukung Ekonomi Hijau di Banten

Kamis, 5 September 2024 - 14:09

Kabar Duka: Ekonom Senior Faisal Basri Tutup Usia, Indonesia Kehilangan Tokoh Penting

Berita Terbaru