BERITA KOPERASI, JAKARTA – Koperasi merupakan salah satu organisasi atau lembaga pembiayaan masyarakat yang telah lama hadir di Indonesia. Namun, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah koperasi di Indonesia terus menyusut sejak 2017. Hal tersebut selaras dengan menurunnya minat masyarakat untuk menjadi anggota koperasi. Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukan, jumlah anggota koperasi terus menunjukkan penurunan sejak tahun 2017.

Tercatat pada tahun 2010, jumlah anggota mencapai 30,5 juta orang dan terus meningkat hingga puncaknya pada 2016 tercatat 38,6 juta orang. Namun, gemilang koperasi meredup pada 2017 ketika jumlah anggota yang tercatat hanya 18,2 juta orang atau menurun lebih dari setengah dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk menyiasati penurunan tersebut, sejumlah koperasi memutuskan untuk melakukan digitalisasi. Langkah tersebut dinilai mampu mempermudah penyaluran dana hingga catatan keanggotaan dapat diakses dengan mudah dan aman.

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sahabat Mitra Sejati menjadi salah satu koperasi yang telah melakukan digitalisasi. Langkah digitalisasi dilakukan KSP Sahabat Mitra Sejati dengan meluncurkan aplikasi SOBATKU, simpanan online yang memberikan layanan modern kepada anggota dalam melakukan transaksi keuangan.

Baca juga:  Pengembangan Pertanian Modern Berbasis Koperasi di Kalimantan Tengah

Di tengah pandemi Covid-19, koperasi digital juga menjadi solusi untuk tetap menyalurkan pembiayaan di tengah berbagai aturan pembatasan masyarakat. Ketua I KSP Sahabat Mitra Sejati Ceppy Y Mulyana mengatakan, aplikasi simpanan online yang telah diluncurkan pada 2017 itu, untuk memfasilitasi kebutuhan anggota di tengah kondisi pandemi. “Anggota dapat menabung dengan mudah melalui smartphone tanpa perlu keluar rumah," kata Ceppy dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (7/8/2021). Tercatat hingga Desember tahun lalu, KSP Sahabat Mitra Sejati memiliki 30.343 anggota yang tersebar di seluruh Tanah Air, di mana mayoritas anggota merupakan UMKM dengan beragam usaha, antara lain usaha makan minum, ritel, kesehatan, pertanian, dan bangunan. Sementara itu, sepanjang Januari hingga Desember tahun lalu, KSP Sahabat Mitra Sejati telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 2,9 triliun.

Untuk memaksimalkan pinjaman tersebut, Ceppy menyebutkan, pihaknya juga melakukan program pendampingan yang berkesinambungan untuk para anggota koperasi. Program tersebut dinilai dapat memaksimalkan momentum percepatan adaptasi penggunaan teknologi pelaku UMKM dan koperasi yang telah terjadi semenjak munculnya pandemi. "Sejak dari pertengahan tahun lalu, mulai ada geliat yang positif dari anggota koperasi dan mitra UMKM untuk kembali memacu operasional dan kinerja usahanya setelah dapat beradaptasi dengan situasi saat ini," kata Ceppy. “Kami mendukung geliat ini dengan proaktif melakukan pendampingan dan pembiayaan kepada anggota dan mitra sesuai kebutuhan demi kembali memacu operasional dan kinerja usaha mereka," tambah dia. Baca juga: Lewat Koperasi, ANJ Dukung Ketahanan Ekonomi Masyarakat Papua Barat Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, di tengah kondisi pandemi, koperasi sudah seharunya memasuki ranah digital. “Jika tidak ingin tergerus perubahan zaman, sudah saatnya koperasi melakukan transformasi dari konvensional ke digital dan melakukan kerja sama antar koperasi,” ujar Teten.
 

Baca juga:  KBUMP Bekerjasama Dengan PT Marstech Global Kembangkan Digitalisasi Koperasi dan Modernisasi Koperasi