Beritakoperasi, Jakarta — Dosen Program Doktor Program Pascasarjana AMKOP Makassar Dr.Bahtiar mengatakan Koperasi Desa dan Kelurahan merah putih sangat strategis dalam membangkitkan perekonomian rakyat.

Bersasarkan data BPS 2024 menunjukkan mayoritas penduduk miskin berada di desa, yakni 13,01 juta, dari total jumlah orang miskin di Indonesia sebanyak 24,06 juta. Sedangkan dari total 75.753 desa di Indonesia, 7.154 di antaranya masuk kategori Desa Tertinggal dan 4.850 Desa Sangat Tertinggal (Kemendesa PDTT, 2024).

Gagasan Presiden Prabowo tentang 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih melalui Inpres no 9 tahun 2025. Merupakan Transformasi besar untuk membangkitkan ekonomi nasional melalui kemandirian desa-desa di Indonesia berbasis Koperasi. Kopdes Merah Putih merupakan piranti yang disiapkan agar masyarakat lepas dari belenggu kemiskinan.

Setiap koperasi desa akan dilengkapi dengan bangunan multifungsi, seperti kantor koperasi, outlet penjualan sembako (barang konsumsi), outlet simpan pinjam (modal kerja rakyat desa), outlet klinik dan obat, gudang (saprodi dan offtaker), serta truk untuk mendukung mobilisasi logistik desa.
Fasilitas-fasilitas tersebut untuk mendukung pengembangan usaha koperasi yang berkelanjutan

Baca juga:  Kemenkop Akan Gelar Pelatihan Pengawas Kopdes Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi poros kegiatan ekonomi di desa, yang mencakup pusat distribusi dan produksi desa. Koperasi ini akan mengefisienkan biaya-biaya ekonomi yang merugikan masyarakat desa.

Hasil penelitian menunjukkan makelar atau tengkulak atau pengijon menyedot keuntungan 30-64 persen dari petani, sehingga kerugian masyarakat desa mencapai Rp 300 triliun per tahun.

Sokongan pemerintah dan geliat koperasi bersama anggotanya bakal mampu menekan harga di tingkat konsumen, meminimalkan peran broker, menjaga stabilitas inflasi, meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP), memperbesar daya beli masyarakat desa, hingga menciptakan lapangan kerja berkualitas serta mengurangi kemiskinan

Koperasi Desa Merah Putih akan bertransformasi menjadi gerakan ekonomi masyarakat desa, Rakyat yang ada di desa dengan kesadaran yang sama meyakini bahwa Kopdes Merah Putih adalah jalan yang benar untuk membebaskan diri dari kemiskinan, hal ini juga mendorong transformasi cara berpikir anggota koperasi.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja, Koperasi Desa dan kelurahan Merah Putih dapat menyerap ratusan ribu hingga jutaan tenaga kerja produktif di desa. Dengan 80 ribu kopdes merah putih terbentuk, satu koperasi dimisalkan membutuhkan 10 orang, maka 800 ribu (tenaga kerja dibutuhkan). Lalu jika satu koperasi membutuhkan 100 orang, berarti sudah ada 8 juta tenaga kerja produktif yang bekerja di Kopdes/kelurahan Merah Putih

Baca juga:  Koperasi Desa Merah Putih Diluncurkan pada 12 Juli 2025

Pemerintah melalui Kementerian Koperasi akan mengimplementasikan model pelatihan dan pendampingan, para pengurus dan anggota koperasi di desa bisa memanfaatkan teknologi digital, seperti e-commerce dan aplikasi manajemen bahkan sistem pengawasan koperasi berbasis digital. Koperasi harus siap bersaing dan kompatibel di era Bisnis modern.

Dengan 80.000 Kopdes Merah Putih akan memunculkan efek jaringan (network effect). Semakin banyak desa yang terhubung dalam jaringan Kopdes Merah Putih, semakin besar manfaat yang akan diperoleh oleh koperasi dan anggotanya. Dengan jumlah jaringan produksi yang besar dapat menopang kebutuhan industri nasional.

Nantinya anggota Kopdes Merah Putih saling berbagi pengetahuan tentang banyak hal yang berkaitan dengan bisnis dan terjadi penguatan daya tawar kolektif baik dengan pemasok maupun off-taker, atau berdiskusi mengenai pengiriman logistik antarwilayah melalui platform digital.

Koperasi Desa Merah Putih sebagai soko guru perekonomian bangsa, koperasi bukan hanya lembaga ekonomi, tetapi gerakan rakyat yang menyasar petani , nelayan, pelaku UMKM di seluruh penjuru negeri.