Beritakoperasi, Banyuasin – Seorang profesor mengkritik program Prabowo tentang pembangunan 80 ribu Koperasi Desa Merah Putih.
Presiden Prabowo Subianto mengatakan profesor tersebut menilai bahwa koperasi desa tak ada gunanya. Menanggapi kritikan tersebut, Prabowo merespon dengan santai.
“Saya baca kemarin ada profesor yang tanya, enggak ada gunanya koperasi di desa. Koperasi yang kita canangkan minimal 70 ribu Koperasi Merah Putih, kalau bisa 80 ribu (koperasi). Katanya tak ada gunanya,” kata Prabowo yang disiarkan langsung oleh akun YouTube Sekretariat Presiden.
Pernyataan ini disampaikan Prabowo dalam sambutannya saat peluncuran program Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, yang dihadiri ribuan petani, pada Rabu (23/4/2025).
Kritikan tersebut tak lantas membuat programnya dihentikan. Prabowo menjelaskan alasan pembentukan program koperasi untuk desa. Ia bercerita tentang keluhan petani yang tidak mampu memasarkan hasil panen mereka.
“Saya dapat laporan, ‘Pak, di desa saya kita baru panen mangga yang paling bagus di dunia. Tapi tidak ada kendaraan untuk ambil.’ Setelah berapa hari, hasil mangga yang terbaik itu rusak. Nangis petani-petani di desa itu,” ungkap Presiden.
Oleh karenanya, Presiden menegaskan bahwa setiap desa akan memiliki koperasi dengan gudang ruang pendingin (cool storage) yang dapat menyimpan segala produksi pertanian.
Sehingga hasil panen petani dapat disimpan dengan baik sampai waktu untuk bisa dipasarkan.
Prabowo mengatakan kelurahan petani itu sudah terjadi selama puluhan tahun. Karena itulah ia menginisiasi Kopdes Merah Putih. Koperasi ini akan membantu penyerapan produk pertanian, perikanan dan hasil panen.
Dengan demikian, keberadaan koperasi diharapkan dapat memutus ketergantungan petani terhadap tengkulak dan membuka jalur distribusi langsung ke pasar.
Selain itu, Prabowo memastikan koperasi akan dibekali truk–setidaknya satu unit per desa.
“Tiap koperasi akan kita beri truk. Minimal satu truk, kalau bisa dua truk. Semua hasil dari desa itu bisa dipasarkan. Dan semua kebutuhan desa itu bisa diambil ke desa itu,” terangnya.
“Ada profesor yang tanya, yang bilang tak ada gunanya itu. Ya sudah, kita hormati pendapat dia. Nanti dia akan terbuka matanya. Mudah-mudahan hatinya juga terbuka,” lanjut Prabowo.
Adapun program Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) merupakan gerakan kolaboratif untuk membangkitkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menanam, menumbuhkan, dan memanen tanaman pangan.
Program ini dibuat untuk menciptakan ketahanan pangan nasional dengan dampak jangka panjang. (IT/Beritakoperasi)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.