Mataram, Beritakoperasi – Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia membuka program akses digital bagi pengusaha usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Program ini menyasar pada 250 pelaku usaha dari Desa Loyok, Lantan, Senaru, dan Kecamatan Sembalun, dengan dukungan dari BRI Research Institute, Universitas Hamzanwadi, serta Geopark Rinjani.
Kepala Program Akses Digital Kedutaan Besar Inggris, Rita Damayanti, dalam keterangannya di Mataram, Sabtu (15/2/2025), menyampaikan bahwa UMKM memiliki potensi besar dalam pemanfaatan teknologi digital. Namun, kelompok ini masih tertinggal dalam agenda inklusi digital.
“UMKM merupakan bagian dari organisasi marginal yang mempunyai potensi besar untuk mengangkat teknologi digital, namun tetap tertinggal dalam agenda inklusi digital,” ujarnya.
Sejak program ini berjalan di Indonesia selama hampir lima tahun terakhir, pemerintah Inggris mengamati masih rendahnya adopsi layanan digital oleh UMKM.
Hasil penelitian yang dilakukan bersama BRI Research Institute menunjukkan bahwa banyak pelaku usaha di sektor ini masih menghadapi kendala dalam mengakses teknologi.
Menanggapi temuan tersebut, program akses digital ini dirancang untuk memberikan pelatihan literasi dan keahlian digital. Fokus utamanya adalah pemberdayaan perempuan dan pemuda di segmen ultra-mikro dan mikro, yang dinilai memiliki peran penting dalam perekonomian daerah.
Technical Assistance Team Leader dari BRI Research Institute, Nilam Nirmala Anggraini, menyoroti besarnya peran perempuan dalam sektor UMKM.
Dari total 64 juta pengusaha kecil di Indonesia, 64 persen di antaranya dijalankan oleh perempuan. Namun, meski memiliki kontribusi signifikan, tingkat pemanfaatan teknologi digital di kalangan mereka masih tergolong rendah.
Meski Nilam menyebut Lombok menyimpan potensi besar di bidang kerajinan, kuliner, dan pariwisata, tantangan usaha tetap ada. Diantaranya keterbatasan akses keuangan, rendahnya literasi digital, serta kurangnya mentor bisnis masih menjadi hambatan dalam membangun ekosistem usaha yang lebih modern.
“Kami berambisi program yang dilakukan hingga enam bulan ke depan mendapat support dari pemerintah wilayah dan pemangku kepentingan lainnya,” ucap Nilam.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ahmad Masyhuri, mengapresiasi pemilihan Lombok sebagai lokasi pelaksanaan program ini. (IT/Beritakoperasi)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.