Jakarta, Beritakoperasi – Di tengah program rebranding koperasi oleh Kementerian Koperasi Republik Indonesia (Kemenkop) di bawah Menteri Budi Arie Setiadi koperasi sampai hari ini dihadapkan pada persoalan kehumasan. Belum banyak koperasi yang memanfaatkan media massa untuk membentuk reputasi koperasinya.

Hal ini berbeda dengan perusahaan swasta atau bahkan BUMN. Mereka memiliki program kehumasan yang kuat untuk membentuk reputasi perusahaan bagi semua stakeholdernya. Pemberitaan di media menjadi salah satu cara yang dipakai oleh perusahaan swasta dan BUMN untuk membentuk opini publik.

Sularto Aras Hamka, praktisi kehumasan yang dimintai keterangan redaksi Beritakoperasi bagaimana koperasi memanfaatkan media untuk membentuk reputasi perusahaan mengatakan sampai saat ini masih sedikit koperasi yang sadar kehumasan.

“Bagi swasta dan BUMN menggunakan media massa saat ini masih menjadi salah satu cara membentuk reputasi melalui beragam isu yang strategis. Perusahaan rela merogoh kocek untuk memperkuat posisi dan reputasi perusahaan” papar Sularto.

Sularto menilai rendahnya kesadaran menggunakan media massa ini sebagai bentuk dari pemahaman soal risiko reputasi yang berbeda di perusahaan swasta dan BUMN dengan koperasi. Pemegang beberapa sertifikasi kompetensi kehumasan BNSP ini menilai pengurus koperasi saat ini belum menilai penting memasukkan risiko reputasi ke business risk-nya.

Baca juga:  Ziarah ke Makam Bung Hatta, Budi Arie Serukan Kebangkitan Koperasi Indonesia

“Selain risiko reputasi yang terjaga dengan menggunakan media massa koperasi mampu membentuk opini publik yang positif terhadap pemberdayaan yang dilakukan oleh koperasi. Saya kira salah satu koperasi yang sudah memanfaatkan media massa sebagai salah satu program kehumasannya seperti Koperasi BMI Grup, koperasi ini menggunakan media menjadi alat menyampaikan informasi, edukasi, promosi dan ajakan berkoperasi bagi anggota dan semua stakeholdernya” ujar Sularto menambahkan.

Menutup keterangannya Sularto menegaskan mau tak mau ke depan koperasi harus mengambil sikap pro aktif kepada media. “Menggunakan media baik media massa maupun homeless media bagi koperasi mau tak mau harus dilakukan ke depan, apalagi anggota sebentulnya membutuhkan jejak digital pemberdayaan koperasi yang terekam oleh media” pungkas Sularto. (IT/Beritakoperasi)