Jakarta, Beritakoperasi – Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia (Forkom KBI) resmi menggelar Symposium Koperasi Indonesia I, sebuah pertemuan nasional bagi para pegiat koperasi, yang berlangsung selama tiga hari, sejak Senin (16/12) hingga Rabu (18/12).

Kegiatan ini merupakan bentuk inisiatif untuk meningkatkan daya saing koperasi di tengah tantangan yang semakin kompleks.

Ketua Forkom KBI sekaligus penggagas acara, Irsyad Muchtar, menuturkan bahwa koperasi merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian nasional yang berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Namun, ia mengakui bahwa perjalanan pengembangan koperasi di Indonesia kerap dihadang berbagai hambatan, seperti keterbatasan akses terhadap pasar, modal, dan teknologi.

“Padahal, berbagai upaya perbaikan berkelanjutan bukannya tidak pernah dilakukan oleh para pegiat, pengamat dan kalangan akademisi perkoperasian. Namun, yang sering muncul justru diskursus yang tak berkesudahan, silang pandang, dan pendapat antar berbagai kalangan baik antar sesama pelaku koperasi, stakeholder dan pemerintah,” ujar Irsyad.

Dalam acara Symposium ini, Irsyad ingin menciptakan sinergi antara koperasi dengan berbagai pemangku kepentingan guna membangun ekosistem usaha yang saling mendukung. 

Baca juga:  Awalnya Mengira Indosurya Bukan Koperasi, Chef Arnold Dan Kerabat Ketipu Indosurya

Terlebih, acara yang rencananya akan digelar setiap tahun ini dihadiri lebih dari 100 orang peserta, yang terdiri dari para pegiat koperasi yang berasal dari berbagai provinsi di tanah air.

“Oleh karena itu, inisiasi untuk melakukan kolaborasi antar koperasi maupun dengan entitas lain seperti swasta, pemerintah, atau organisasi internasional menjadi langkah penting untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan koperasi,” jelas Irsyad.

“Yang tidak kalah penting, pemerintah juga perlu mendorong dan menciptakan model kerja sama koperasi dengan entitas lain melalui skema public-private partnership,” imbuhnya.

Selain itu, acara ini diharapkan dapat mendorong inovasi dalam model bisnis koperasi serta memperkuat posisi koperasi di pasar nasional dan internasional.

Irsyad menambahkan, forum ini juga menjadi momen penting untuk mendorong regulasi yang lebih relevan dan berpihak pada kebutuhan masyarakat koperasi. 

Dalam symposium ini menghasilkan tiga rekomendasi strategis untuk pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Rekomendasi tersebut mencakup:

  1. Penyusunan regulasi yang adil dan proporsional untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
  2. Penguatan kemitraan strategis antara koperasi dan berbagai entitas.
  3. Peningkatan kapasitas koperasi baik pemberdayaan organisasi, modal, dan digitalisasi platform dalam mengelola kerja sama usaha.
Baca juga:  Dapatkan Laptop Terbaru Tanpa Menguras Tabungan Melalui Program Kredit dari Koperasi KOPASJADI

Ketiga rekomendasi ini akan diserahkan langsung kepada Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, untuk menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan.

Symposium Koperasi Indonesia I dihadiri oleh lebih dari 100 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia. Para peserta, yang terdiri dari pegiat koperasi dan pemerhati sektor perkoperasian, berdiskusi untuk menemukan solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi koperasi.

Acara ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia (Forkom KBI), Forum Koperasi Indonesia (Forkopi), Asosiasi Praktisi Perkoperasian Indonesia (APPI), Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI) Universitas Koperasi Indonesia (Ikopin), Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), pemerhati koperasi/Kelompencapir dan para pegiat koperasi yang memiliki concern terhadap perkoperasian.

Adapun Symposium Koperasi perdana ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan pengembangan kerja sama usaha koperasi di tanah air. (IT/Beritakoperasi)