Jakarta, Beritakoperasi – Transformasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) menjadi koperasi mulai direalisasikan.

Pemerintah mulai merintis program tersebut dengan tujuan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan daerah.

Diharapkan dengan adanya transformasi koperasi gapoktan ini dapat menjadi jalur utama distribusi pupuk bersubsidi langsung kepada petani. 

Rancangan tata kelola distribusi pupuk bersubsidi telah disederhanakan. Alur baru ini hanya melibatkan Kementerian Pertanian (Kementan), PT Pupuk Indonesia beserta jaringan distributor dan kios, serta gapoktan atau petani. 

Sebanyak 145 regulasi yang terkait dengan pupuk subsidi tengah diringkas menjadi peraturan presiden (perpres), dengan target rampung pada Januari 2025.

Alur distribusi baru bahkan sudah diterapkan untuk rencana distribusi pupuk bersubsidi 2025, dengan janji ketersediaan pupuk subsidi pada awal tahun tersebut.

Sebagai percontohan, koperasi gapoktan di Indramayu, Jawa Barat akan menjadi contoh transformasi Gapoktan menjadi koperasi.

Melansir dari Kompas (9/12/2024), pengurus Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Jawa Barat, Masrono mengatakan koperasi ini akan mengelola program pertanian modern di sawah seluas 10.000 hektar.

Baca juga:  Menkop Budi Arie Paparkan Tujuh Tantangan dalam Penguatan Produksi Susu Sapi Perah Melalui Koperasi

Proses legal hukum koperasi yang mencakup lima kecamatan: Widasari, Lelea, Telukdana, Cikedung, dan Bangodua pun telah selesai.

”Pendirian koperasi dan pelaksanaan program itu melibatkan gapoktan-gapoktan di lima kecamatan itu dan mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian, Bogor. Saat ini, proses legal hukumnya telah selesai,” katanya.

Menurut Masroni, koperasi gapoktan itu diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan, mencetak petani milenial, penerapan teknologi pertanian modern, dan penyaluran pupuk subsidi langsung ke petani.

Selain sebagai pelaksana program, koperasi gapoktan diarahkan untuk menjadi offtaker atau pembeli hasil pertanian yang terintegrasi dengan Perum Bulog dan ID Food. 

Modal koperasi yang berasal dari anggota gapoktan juga didukung dengan kemudahan akses ke pinjaman perbankan. 

Namun, Masroni menekankan perlunya peningkatan kapasitas petani dalam mengelola koperasi, serta harapan agar bunga pinjaman perbankan untuk modal dapat diperingan.

”Kami sepenuhnya mendukung pendirian koperasi itu. Namun, kami berharap kapasitas para petani dalam pengelolaan koperasi juga ditingkatkan. Selain itu, bunga pinjaman perbankan untuk modal koperasi juga diperingan,” katanya.

Baca juga:  Ketua Dekopin Cilacap: Koperasi Harus Adaptif dengan Revolusi Industri 4.0 untuk Bertahan

Sementara itu, pemerintah desa di Jawa Barat sudah mengimbau petani untuk segera memanfaatkan curah hujan tinggi dengan mengolah sawah dan memulai persemaian padi sepanjang Desember 2024.

Pasokan air dari waduk untuk sawah beririgasi teknis juga dilaporkan berlimpah. Pada Januari 2025, petani diharapkan sudah dapat menanam padi dengan dukungan pupuk subsidi tepat waktu.

Masroni berharap pemerintah pusat dapat menepati janji ketersediaan pupuk subsidi tepat waktu dan jumlah di musim tanam pertama (MT I) tahun depan.

”Kami berharap pada Januari 2025, pupuk subsidi benar-benar dapat ditebus tepat waktu dan tepat jumlah. Jangan sampai penebusan pupuk subsidi justru terjadi menjelang panen,” kata Masroni. (IT/Beritakoperasi)