Jakarta, Beritakoperasi – Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengungkapkan rencana setelah selesai masa jabatannya pada 20 Oktober 2024.

Menjelang akhir hari kerja, Teten menyatakan telah mulai berkemas dari rumah dinas di Widya Chandra (Widchan), kawasan rumah dinas menteri.

Sebelum menjadi MenKop UKM, Teten pernah menempatkan posisi sebagai Kepala Staf Presiden 2015-2018. Pada kabinet Jokowi-Ma’ruf, periode 2019-2024, Teten mendapat jabatan Menteri Koperasi dan UKM.

Selama masa jabatannya, Teten mengaku merasa lega dan bergurau bahwa dirinya justru merasa lebih bebas.

“Kamu lihat aku sedih nggak (nggak lanjut jadi menteri)? Aku malah mau, wah bebas,” canda Teten, ditemui di Kantor KemenKop UKM, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2024).

“Sudah, sudah beres (berkemas). Saya pusing, terlalu banyak tanaman, merpati, ikan, tanaman yang banyak. Kata istri saya, kamu tuh orang lain, mobil yang banyak, ini tanaman,” sambungnya.

Setelah lengser, Teten tidak menjelaskan secara rinci kegiatan yang akan dilakukan, namun Teten berencana aktif dengan berbagai kegiatan, terutama berkaitan dengan pelaku UMKM. Teten juga mengatakan ingin melanjutkan hobinya.

Baca juga:  Menkop Teten : UU P2SK Jadi Momentum Pemurnian Koperasi

“Kalau istirahat sih, saya nggak bisa istirahat. Ya banyak lah kan saya masih tetap nanti berinteraksi dengan teman-teman UMKM. Ada peternak, sebelum saya jadi tuh banyak. Ya banyak hobi saya,” ucap Teten.

Teten menjelaskan kenangan selama masa jabatanya. Dia mengungkap bahwa ia baru benar-benar menjadi menteri dalam 2 tahun terakhir, sedangkan 3 tahun pertama ia bertugas sebagai ‘perawat’.

Pada tiga tahun pertama lebih banyak dihabiskan untuk mengatasi dampak pandemi terhadap UMKM, termasuk menurunnya pendapatan dan masalah kredit.

Untuk mengatasi masalah pada UMKM, Teten mendorong sejumlah bantuan, seperti restrukturisasi pinjaman, subsidi bunga, serta subsidi listrik.

Untuk UMKM yang belum mendapatkan akses perbankan, ia mengajukan bantuan hibah bagi usaha mikro. Para pengusaha juga didorong untuk bisa masuk ke proyek-proyek pengadaan alat kesehatan seperti masker.

Kementerian Koperasi dan UKM juga membangun UMKM Center untuk membantu UMKM naik level, termasuk Pos Bloc, guna membantu pelaku usaha kecil untuk berkembang.

Teten merasa senang dengan pekerjaannya.

“Cukup menyenangkan ya di sini, saya happy lah ngurusin yang kecil-kecil. Kalau yang gede sebenernya nggak perlu kementerian, nggak usah dibikin regulasi,” kata dia.

Baca juga:  Dinas Koperasi Jateng Gelar Business Matching, Omzet Tembus Rp 143,6 Miliar

Pada pergantian jabatannya, Teten mengungkapkan pesan untuk penerus jabatannya. Satu catatan penting darinya, UMKM punya peranan besar untuk membantu Indonesia mencapai cita-cita sebagai negara maju pada 2045.

“Untuk jadi negara maju itu ya memang UMKM-nya, kalau kita bicara 30 ribu pendapatan perkapita, ya UMKM-nya harus ditingkatkan produktivitas. Karena di seluruh dunia juga hampir sama UMKM itu antara 96-98% lapangan kerja. Industri nggak akan bisa menggantikan, usaha besar gak akan bisa menggantikan,” ujarnya.

Namun, tantangan terbesar UMKM di Indonesia adalah skala usaha yang kecil dan masih masuk sektor informal.

Untuk itu, ia menawarkan beberapa solusi, seperti mendorong investasi agar dapat membuka lapangan kerja berkualitas, penguatan dan pemberdayaan UMKM dan melakukan hilirisasi produk UMKM untuk meningkatkan nilai tambah.

“Ketiga hilirisasi. Untuk hilirisasi UMKM memang tidak bisa punya teknologi. Karena itu kita bikin program rumah produksi itu walaupun hanya Rp 10-20 miliar. Tapi kalau bisa mengolah sumber-sumber daya alam yang kita miliki menjadi barang setengah jadi, suplay kepada industri, ini akan membangun industri yang kuat, yang sustain ,” ujar Teten. (IT/Beritakoperasi)

Baca juga:  KemenKop UKM Dukung Platform Digital Lokal untuk Multiplier Effect Ekonomi