Jakarta, Beritakoperasi – Di tengah perlambatan kredit UMKM secara umum, PT Bank Hibank Indonesia mencatat pertumbuhan pesat pada kredit UMKM mereka, terutama dibandingkan pada akhir tahun 2023.

Direktur Utama Hibank Indonesia, Jenny Wiriyanto, menyatakan bahwa penyaluran kredit UMKM bank tersebut telah tumbuh sekitar 60% year to date (ytd), meski ia tidak menyebutkan secara spesifik nilai kreditnya.

Hibank memiliki strategi sendiri menggunakan pendekatan proaktif terhadap komunitas UMKM, dengan harapan bisa membuat UMKM pada akhirnya juga mengambil kredit di Hibank. 

Dengan strategi tersebut, Hibank Indonesia tidak hanya menunggu permintaan kredit UMKM saja sehingga dapat menekan risiko kredit dan menurunkan biaya akuisisi serta suku bunga. 

“Tentunya risiko kredit lebih termitigasi dan juga biaya akuisisi, biaya bunganya menjadi lebih rendah nah itu sebenarnya pendekatan komunitas,” ujarnya saat ditemui di JCC Senayan, Selasa (8/10).

Meskipun ada pertumbuhan kredit UMKM yang tinggi, Jenny juga mengungkapkan bahwa tingkat kredit bermasalah (NPL) masih tergolong rendah, dengan angka di bawah 1%. Selain itu, Hibank juga mengembangkan kredit non-UMKM meski pertumbuhannya tidak sepesat kredit UMKM.

Baca juga:  FGD Forkopi, Prof Subagyo Tekankan Pentingnya RUU Perkoperasian Yang Tetap Pegang Teguh Koperasi Sebagai Organisasi Self-Regulatory Organization

Secara keseluruhan, sektor kredit UMKM secara industri mengalami kelesuan pada Agustus 2024, dengan pertumbuhan hanya sebesar 4,3% (YoY) menjadi Rp 1.379,4 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang masih bisa naik 5,1% YoY.

Laporan uang beredar Bank Indonesia (BI) per Agustus 2024 tersebut menjadi pertumbuhan terendah sepanjang tahun ini menurut laporan Bank Indonesia. (IT/Beritakoperasi)