Jakarta, Beritakoperasi – Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen untuk memajukan koperasi modern melalui pelaksanaan program pendampingan yang melibatkan tenaga ahli.
Dalam program ini, sebanyak 114 pendamping yang telah diseleksi dari 2.796 pelamar, termasuk beberapa gelar Magister (S2) dan Doktor (S3), akan diterjunkan untuk mendukung koperasi.
Deputi Bidang Perkoperasian KemenKop UKM, Ahmad Zabadi, menjelaskan bahwa kesuksesan program ini akan diukur berdasarkan perubahan yang terjadi pada koperasi setelah pendampingan.
Pendampingan ini dilakukan dengan dua metode: 80 pendamping akan melakukan kunjungan langsung, sementara 34 pendamping lainnya akan memberikan dukungan secara daring.
Program ini akan dimulai di tiga lokasi utama—Makassar, Medan, dan Yogyakarta—dengan tujuan untuk mempercepat pencapaian target 500 koperasi modern dan meningkatkan kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, yang ditargetkan mencapai 5,5 persen pada tahun 2024.
Sebelum ditempatkan ke koperasi, para pendamping akan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Akuntansi (PPA) FEB UI, IPB, Indonesia Consortium for Cooperative Innovation (ICCI), dan perusahaan penyedia jasa coaching bisnis UCoach.
Pendampingan akan mencakup 15 tema, termasuk manajemen bisnis, akuntansi, manajemen keuangan, dan pemasaran. Selain itu, program ini akan mendukung inisiatif strategis seperti Rumah Produksi Bersama (RPB), termasuk RPB sapi di NTT, kulit di Jawa Barat, dan rotan di Jawa Tengah, serta mendukung program Minyak Makan Merah (M3) untuk mengembangkan inovasi produk.
Zabadi menekankan koperasi harus mampu mengimplementasikan ilmu yang didapat dari tenaga pendamping.
“Koperasi harus mampu mengimplementasikan ilmu yang didapat dari tenaga pendamping agar mereka dapat menjadi offtaker dan rantai pasok, Lembaga Keuangan Bank (LKB) dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), serta digitalisasi,” kata Zabadi. (IT/Beritakoperasi)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.