Jakarta, Beritakoperasi – Dalam peringatan Hari UMKM Nasional, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menegaskan komitmennya untuk mempercepat perkembangan UMKM agar dapat naik kelas. Komitmen ini juga untuk mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Deputi Bidang Usaha Mikro, Yulius, menginformasikan bahwa pendapatan per kapita saat ini 4.900 dolar, sedangkan target pada tahun 2024 adalah 30.300 dolar. Untuk mencapai target tersebut, salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah mentransformasikan usaha mikro ke kecil dan dari kecil ke menengah.
Hal ini karena saat ini mendominasi lebih dari 99% unit usaha di Indonesia. Namun demikian, UMKM Indonesia menghadapi tantangan dalam hal akses teknologi dan pembiayaan.
“Tantangan kita memang tidak mudah, karena perekonomian yang ditandai dengan adanya krisis pangan, krisis ekonomi, krisis iklim, atau bahkan krisis geopolitik yang melanda dunia,” kata Yulius dalam sambutannya pada acara Simposium Hari UMKM Nasional dan MSME Innovation Expo 2024 dengan tema “UMKM Maju Berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045” di Jakarta, Senin (12/08).
KemenKopUKM mengusulkan tujuh strategi untuk mengakselerasi transformasi UMKM, meliputi: perluasan akses dan inovasi pembiayaan, peningkatan peran dalam rantai nilai industri, pemanfaatan hasil riset dan teknologi, perlindungan dan resiliensi usaha, penerapan prinsip berkelanjutan, pengembangan kewirausahaan inklusif, serta penguatan UMKM halal dan koperasi syariah.
Untuk mendukung strategi-strategi tersebut, Yulius mengharapkan banyak pihak berkolaborasi dan pengembangan dan penguatan UMKM untuk mendorong transformasi lebih cepat.
Ketua Umum Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI), Cahyadi Joko Sukmono, menekankan pentingnya peran aggregator dalam mempercepat transisi UMKM dari informal ke formal dan dari mikro ke skala menengah.
“Solusi yang kami usulkan adalah dengan memperkuat aggregator baik itu koperasi, Pemda (pemerintah daerah) hingga peran dari pemerintah desa sehingga dapat lebih optimal dalam mendampingi pelaku UMKM,” kata Cahyadi.
Sementara itu, Bupati Mimika, Johannes Rettob, mengungkapkan sektor UMKM berbasis sumber daya alam di wilayahnya sangat potensial untuk dikembangkan namun menghadapi kendala seperti akses bahan baku dan biaya logistik tinggi.
Johannes berharap KemenKopUKM dapat membantu memecahkan masalah ini dan memperluas jaringan pemasaran UMKM dari Mimika, terutama ke pasar nasional dan ekspor.
“Kami berharap Kementerian Koperasi dan UKM ini dapat memberikan dorongan kepada kami. Saya optimistis dengan masa depan UMKM di Mimika, dengan dukungan dari berbagai pihak terutama dari Kementerian, Apindo, pihak swasta dan stakeholder lainnya,” kata Johannes.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk KemenKopUKM dan sektor swasta, diharapkan UMKM dapat bertransformasi dengan lebih cepat dan efektif. (IT/Beritakoperasi)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.