Jakarta, Beritakoperasi – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM), Teten Masduki, menyatakan keraguannya mengenai pencapaian target 30 juta UMKM yang harus go digital pada tahun 2024.

Saat ini, jumlah UMKM yang sudah memanfaatkan platform digital baru mencapai sekitar 25 juta. MenKopUKM mengungkap pihaknya sudah mengupayakan berbagai pendampingan hingga ke kota-kota sekunder, meski demikian Teten merasa target tersebut sulit tercapai.

Dalam penjelasannya, Teten mengidentifikasi beberapa kendala utama yang mempengaruhi sulitnya mencapai target tersebut, sebagaimana dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) tahun 2024.

“Itu kan targetnya 30 juta (UMKM go digital) di RPJMN pada tahun 2024. Nah setelah kita coba kejar target itu, sampai kita melakukan pendampingan terhadap UMKM ke secondary. Hitungan saya, memang ini nggak akan kecapaian,” kata Teten dalam Economic Update CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (3/8/2024).

“Hari ini kira-kira UMKM yang sudah go digital kita baru 25 jutaan. Ada banyak faktor (yang mempengaruhi),” sebutnya.

Pertama, banyak UMKM yang beroperasi secara online atau melalui e-commerce menjual produk impor yang mencapai 90% dari total produk yang diperdagangkan.

Baca juga:  Fakta Ledakan Di Blitar : Kronologi Penyebab, Dan Jumlah Korban

Kedua, 96% UMKM di Indonesia masih berstatus mikro, dengan kapasitas produksi yang terbatas untuk memenuhi permintaan pasar nasional melalui saluran digital.

Teten juga mengungkapkan bahwa pelatihan dan upaya integrasi UMKM ke jaringan ritel modern seringkali tidak berkelanjutan. Hal ini karena kapasitas mereka tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pasar.

“Kita beberapa kali membuat pelatihan, bagaimana caranya (UMKM) masuk ke jaringan ritel modern. Namun, kapasitas mereka juga ternyata rata-rata nggak cukup untuk satu wilayah kabupaten/kota. Jadi kalaupun kita dorong mereka go online, biasanya enggak bisa bertahan lama,” jelasnya.

Selain itu, UMKM sulit bersaing dengan barang konsumsi impor yang harganya jauh lebih murah. 

Menurut Teten, meskipun target 30 juta UMKM go digital tampak ambisius. Ia mengatakan bahwa seharusnya adalah memastikan kualitas produk UMKM yang sudah ada di pasar online agar bisa bersaing dengan produk impor. 

“Tapi sekarang yang paling penting sebenarnya bagaimana kualitas UMKM kita, yang masuk ke pasar online ini betul-betul bisa menjual produk dalam negeri,” kata Teten. (IT/Beritakoperasi)

Baca juga:  Koperasi Perlu Atasi Keterbatasan Modal, Ini Rekomendasi Pakar Ekonomi