Beritakoperasi, Purwokerto -  Asosiasi Gula Indonesia (AGI) membeberkan penyebab stok gula dalam negeri yang menipis hingga harganya yang melesat belakangan ini.

Tenaga Ahli AGI Yadi Yusriadi mengungkap produksi gula saat ini sangat kecil dikarenakan hanya beberapa pabrik gula yang sudah giling. Sementara sebagian besar pabrik belum giling.

"Stok gula saat ini memang menipis, terutama untuk gula kemasan branded yang biasa dijual ritel modern," ujar Yadi saat dihubungi Minggu (21/4).

BACA JUGA : https://beritakoperasi.com/penyebab-harga-bawang-merah-naik

Sedangkan, katanya, untuk kemasan konvensional non branded masih cukup, terutama di pasar-pasar tradisional. Namun karena jumlahnya yang terbatas, beberapa daerah tetap mengalami kelangkaan

"Sehingga harga akan tinggi," tuturnya.

Yadi menambahkan kelangkaan gula ini juga terjadi akibat keterlambatan masuknya gula impor karena berbagai sebab, termasuk harga gula dunia yang tinggi dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

BACA JUGA : https://beritakoperasi.com/pelemahan-rupiah-bakal-berdampak-pada-harga-barang-impor-sampai-beras

Ia menjelaskan kondisi ini akan membaik pada saat impor ID Food sebesar 296 ribu ton sudah didistribusikan dan beroperasinya pabrik gula lokal dari bahan baku tebu pada Mei mendatang.

Baca juga:  Harga Pertalite Akan Turun Lagi. Ini Kata Erick Thohir

Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga sempat buka suara soal kelangkaan gula di ritel modern belakangan ini.

Direktur Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan kelangkaan terjadi karena pelaku usaha kesulitan mendapatkan stok gula dari impor dan harga yang tinggi.

"Ya karena lebih kesulitan memperoleh gula di sana (dari impor) dengan harga yang boleh di Indonesia kan. Harganya kan di luar tinggi," tutur Isy di Kemendag, Jumat (19/3).

Ia menyebut saat ini harga gula internasional sejatinya sudah turun. Meski begitu, pasokan yang saat ini diimpor didapatkan menggunakan harga sebelum mengalami penurunan.

Ia pun mengatakan belum dilakukannya penggilingan oleh pabrik gula turun menjadi penyebab kelangkaan di ritel modern.

BACA JUGA : https://beritakoperasi.com/harga-gula-naik-jadi-rp-17500kg-stok-di-sejumlah-toko-ritel-langka

Kendati demikian, menurut data yang dimilikinya, stok gula konsumsi masih cukup sampai bulan depan. Stok tersebut berada di BUMN hingga swasta sebanyak 330 ribu ton.

Gula di sejumlah toko ritel modern langka dalam beberapa waktu terakhir.

Salah satu kelangkaan terjadi di Indomaret di kawasan Otista, Jakarta Timur. Ardita, petugas di Indomaret tersebut mengatakan kelangkaan terjadi sejak beberapa waktu belakangan ini.

Baca juga:  Mie Ayam Mbah Uti: Melestarikan Resep Keluarga dan Menambahkan Sentuhan Modern

"Banyak banget yang nanyain gula, setiap hari pasti ada yang bertanya 1 atau 2 orang,"  Jumat (19/4).

Namun sayang barangnya lagi tidak ada. Ia bercerita pasokan gula terakhir masuk ke toko yang dijaganya sejak seminggu sebelum Lebaran lalu. Saat itu pasokan masuk sebanyak dua karung gula berisi 20 kg.

Saat masuk, harga gula berangsur naik dari Rp16 ribu menjadi Rp17.500 per kg.
(Beritakoperasi/Izul)