Beritakoperasi, Purwokerto – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi buka suara terkait perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di negara-negara konflik yang tengah memanas, salah satunya di Iran dan Israel.

Retno mengatakan pihaknya terus melakukan komunikasi serta koordinasi dengan beberapa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Amman di Yordania dan KBRI Teheran di Iran, termasuk di Mesir dan negara-negara Timur Tengah lain.

"Kita terus melakukan komunikasi dan koordinasi. Travel advice sudah dikeluarkan pada 13 April yg lalu, kemudian hotline juga sudah kita pasang di akun Twitter Kementerian Luar Negeri, sehingga jika para WNI yang tinggal di tempat-tempa tersebut dapat menghubungi hotline KBRI," papar Retno selepas Rapat Terbatas pada Selasa (16/4/2024).

Retno juga menyebut pihaknya juga telah melakukan komunikasi langsung dengan WNI yang berada di Iran dan juga Israel pada 14 April lalu. Komunikasi ini bertujuan untuk memberikan arahan jika eskalasi terus meningkat.

"Sekali lagi kita pantau dari dekat, kita waspada dan kita terus lakukan upaya diplomatik agar masing-masing pihak menjaga, menahan diri self restrain dan kita mencoba untuk bicara dengan sebanyak mungkin pihak untuk menggunakan pengaruhnya agar eskalasi tidak terjadi," tutupnya.

Baca juga:  Perubahan Besar dalam Koperasi: Teten Masduki Usulkan Koperasi Dipangkas

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Judha Nugraha juga menyampaikan hal serupa. Ia menyebut pada tanggal 13 April 2024, Kemlu telah menyampaikan imbauan kepada para WNI untuk tingkatkan kewaspadaan dan menunda perjalanan ke Iran dan Israel.

"Secara khusus kami menghimbau para WNI untuk menunda perjalanan non-esensial ke wilayah Iran maupun Israel. Kami masih mencatat ada WNI kita yang melakukan perjalanan wisata religi ke Israel dalam kondisi saat ini, dan kami sangat tidak menyarankan untuk berpergian saat ini," kata Judha dalam program Profit di CNBC Indonesia, Selasa (16/4/2024).

Judha menyebut saat ini ada sekitar 90 WNI yang melakukan wisata religi di wilayah Israel. Namun dari jumlah tersebut, sebagian WNI sudah pulang difasilitasi oleh KBRI Amman dan masih ada sekitar 31 WNI tersisa.

"Sesuai dengan parameter yang ada di rencana kontijensi, ada berbagai macam parameter untuk penetapan status siaga bencana 3, siaga 2 maupun siaga 1. Ketika situasi sudah membahayakan secara nyata bagi keselamatan warga negara atau masuk siaga 1, kita akan melakukan proses evakuasi WNI," jelasnya.

Baca juga:  Teten Masduki : Tumbuhkan Wirausaha Harus “By-Design” Agar Masuk Rantai Pasok Industri

"Tentu kita tidak mengharapkan menuju ke arah sana, namun persiapan sudah kita lakukan untuk memastikan bahwa kita siap menghadapi berbagai macam kemungkinan,'' tambahnya.
Menurut KBRI Amman, hingga saat ini tidak ada informasi WNI yg terdampak dalam serangan balasan Iran ke Israel pada tanggal 14 April 2024 lalu.

Database KBRI Amman mencatat terdapat 115 WNI yg berada di Israel. Mayoritas menetap di Jerussalem, Tel Aviv dan Arava. Sedangkan KBRI Tehran mencatat terdapat 376 WNI yang menetap di Iran, yang mayoritas adalah pelajar atau mahasiswa di kota Qom. (Beritakoperasi/Izul)