Berita Koperasi, Jakarta – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso memastikan bahwa holding ultra mikro (UMi) tidak akan mematikan eksistensi koperasi, karena UMi menyasar kepada pelaku usaha di segmen usaha skala kecil yang belum tersentuh lembaga keuangan formal.
“Saya kira tidak mematikan koperasi. Caranya bagaimana? Koperasi kita libatkan dalam ekosistem ini, kemudian didigitalkan juga. Koperasi adalah bagian dari ekosistem ini. Kalau rentenir saja bisa kita jadikan agen, kemudian memberikan layanan efisien dengan digital, maka koperasi-koperasi pun akan lebih bisa lagi,” kata Sunarso melalui keterangan tertulis, pada Senin (9/8/2021).
https://www.youtube.com/watch?v=5CnNehvP0Rw&t=27s
Dirut BRI Sunarso Pernyataan Sunarso sekaligus menjawab kekhawatiran sejumlah pihak yang menilai keberadaan holding UMi akan mematikan koperasi. Seperti diketahui, pemerintah membentuk holding UMi yang melibatkan tiga BUMN, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Kehadiran holding UMi diyakini akan membawa manfaat besar bagi masyarakat yang belum bankable. Perluasan jangkauan layanan dan integrasi ini ditargetkan akan mendorong terciptanya inklusi keuangan nasional.
Berdasarkan data BRI, dari sekitar 45 juta usaha UMi di Indonesia pada 2018, hanya 15 juta unit usaha yang memperoleh akses pendanaan ke lembaga keuangan formal. Sedangkan, sekitar 12 juta usaha UMi lainnya mendapatkan akses pendanaan dari sumber informal, seperti rentenir dan keluarga atau kerabat. Bahkan, sekitar 18 juta usaha UMi lainnya belum mendapatkan akses pendanaan sama sekali.
“Jadi secara ekonomi, holding memberikan nilai tambah bagi pemegang saham di segitiga ini, yaitu BRI, Pegadaian, dan PNM. Dan, secara sosial meningkatkan kapabilitas masyarakat, terutama di ultra mikro melalui pemberdayaan. Kemudian, sustainable. Ini akan meningkatkan kontribusi terutama meningkatkan iklusi keuangan secara berkelanjutan,” jelas Sunarso.
Ia mengatakan telah menetapkan value proposition bagi pelaku usaha UMi yang menjadi target pasar, melalui produk yang komprehensif, akses yang lebih luas,dan integrasi database.
“Langkah-langkah ini perlu ditopang dengan joint customer acquisition, penyediaan micro payment hingga layanan beyond banking,” jelas Sunarso.
Sementara itu, Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Usaha Sejahtera, Karsan menyambut positif langkah pemerintah membentuk holding UMi.
Ia berharap integrasi yang tercipta dalam holding dapat tetap terbuka dan bersinergi dengan koperasi.
"Kami tidak terlalu khawatir dengan kompetisi, karena anggota koperasi itu loyal. Namun kami butuh juga integrasi untuk bisa perluasan, terlebih kami bisa melakukan pemberdayaan lebih kuat dibanding perbankan," tuturnya.
Senada, Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Soliamitra, Suhada, menegaskan bahwa holding UMi adalah terobosan dari pemerintah untuk dapat lebih mengintegrasikan kinerja perusahaan pelat merah dalam membantu pelaku usaha di segmen mikro dan ultra mikro.
"Kami tentu ikut mendukung upaya pembentukan holding. Apalagi kami melihat tujuannya baik untuk integrasi (menopang kinerja usaha mikro).”
Suhada berharap layanan jasa keuangan oleh perusahaan pelat merah akan semakin luas sehingga ongkos jasa layanan keuangan akan terpangkas dan menguntungkan pelaku usaha kecil dan koperasi.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.