Senin,  19 Juli 2021 | 9  Dzulhijjah 1442 H| Oleh: Sularto

Rekening Zakat, Infak Dan Sedekah Koperasi Arbangin Wukir Jalanidhi

Bank BRI No.114501003402539

 

Beritakoperasi, Jakarta –  Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhamadiyah membolehkan umat Islam untuk melaksanakan salat Idul adha 1442  H di rumah. Karena, sampai saat ini menurut sejumlah pakar dan pemerintah belum menyatakan bahwa penyebaran virus Covid-19 ini sudah selesai.

Berikut tatacara salat dan khutbah Idul adha di rumah:

  1. Waktu pelaksanaannya dimulai setelah matahari terbit dan diutamakan sebelum masuk waktu zuhur;
  2. Menggunakan pakaian bagus dan wangi-wangian;
  3. Tanpa terlebih dahulu dikumandangkan adzan maupun iqamah, serta tanpa salat sunah sebelum atau pun sesudah salat Iduladha. Cukup menyeru dengan kalimat “as-shalatu jami’ah”;
  4. Niat melaksanakan salat Idul adha di dalam hati;
  5. Pertama diawali dengan takbiratul ihram dan tujuh kali takbir;
  6. Sesudah takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dibaca surah Al Fatihah yang diikuti dengan surat Al-A’laa atau surat Qaaf. Apabila belum siap, boleh baca surat yang sudah dihafal;
  7. Rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti salat biasa;
  8. Pada rakaat kedua sebelum membaca Al Fatihah, disunahkan takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan. Dijelaskan pula, tidak ada tuntunan dari Nabi saw tentang zikir atau bacaan di sela-sela dua takbir dari takbir-takbir pada waktu melakukan salat Id;
  9. Membaca surah Al Fatihah, diteruskan membaca surah Al Ghaasyiyah atau surat al-Qamar/Iqtarabatis-Saa’ah. Apabila belum siap, boleh baca surat yang sudah dihafal;
  10. Rukuk, sujud, dan seterusnya hingga salam;
  11. Setelah selesai salat hendaklah imam membaca khutbah satu kali, dimulai dengan “alhamdulillah” dan menyampaikan nasihat kepada para hadirin dan menganjurkan untuk berbuat baik. 
Baca juga:  Blind Spot Penting Dihindari Saat Berkendara

 

Khutbah Idul Adha  Di Rumah

Tema Pendidikan Keluarga, Tawakal  Dan pasrah Kepada Allah

 

Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.  Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Walillahil hamd.

Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.  Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad. Ayyuhan naas, ittaqullaha haqqa tuqootih. Innaa a’thainaakal-kautsar, fashollii li robbika wanhar, innaa syaaniaka huwal abtar. Jama’ah rahimani wa rahimakumullah, jama’ah yang senantiasa dirahmati dan diberkahi oleh Allah. Salah satu hikmah dari qurban adalah kita diajarkan pasrah dan tawakal kepada Allah. Inilah yang dicontohkan pendidikan oleh Nabi Ibrahim kala  Beliau menjalankan wahyu untuk menyembelih putra kesayangannya (Ismail).

 

Ketika Nabi Ibrahim pasrah atau berserah diri pada Allah; juga Ismail pasrah karena menjalankan perintah Rabbnya; mereka rida dengan ketetapan Allah, Ibrahim lalu membaringkan anaknya Ismail di atas tanah; saat itu wajah Ismail di atas tanah; Allah pun memanggil Ibrahim dan menyatakan bahwa mimpinya benar dan telah benarlah yang dijalankan karena patuh pada perintah-Nya. Lalu Allah membalas orang-orang yang berbuat ihsan atas ketaatannya, yaitu cobaan yang berat terganti dengan sembelihan yang besar. Terselamatkanlah Ibrahim dan Ismail dari ujian yang berat.

Baca juga:  60 Nasehat Bijak Buya Hamka Tentang Kehidupan Yang Patut Dijadikan Pijakan Hidup

 

Ingatlah ayat, 

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Alam Nasyrah : 5)

Ayat ini pun diulang setelah itu, 

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Alam Nasyrah: 6)

 

Pelajaran penting dari kisah Nabi Ibrahim ini adalah:

Kesulitan itu akan terlepas kalau kita mau pasrah kepada Allah, tawakal kepada-Nya. Sebenarnya saat ini kita hanya mementingkan sehat dan selamat dari penyakit. Namun, kebanyakan kita lupa bahwa yang bisa menyelamatkan kita dari virus berbahaya adalah Allah, bukan dokter, bukan lantaran obat, bukan lantaran mengonsumsi berbagai herbal, dan bukan lantaran vaksin semata. Ingat, yang memberikan kita keselamatan di masa pandemi ini adalah Allah.

 

Yang menyembuhkan kita dari sakit adalah Allah. Hingga yang memberikan kita akhir hidup yang baik (husnul khatimah) adalah Allah. Mari kita semua, segenap keluarga menjalankan fungsi masing-masing.  Semua itu butuh pasrah kepada Allah, wujudnya adalah lewat dzikir dan doa kita. Marilah kita bergantung kepada Allah yang akan mengangkat kesulitan kita.  Keluarga tercinta semoga kita semua diberikan keselamatan. Semoga jadi pelajaran penuh manfaat.  Aquulu qoouli hadza, wastaghfirullaha lii, innahu huwas samii’ul ‘aliim.

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Allahu Akbar. Walillahil hamd. Alhamdulillahi Robbil ‘aalamiin. Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad.  Pada khutbah kedua ini mari kita semua seluruh keluarga ini meningkatkan takwa dan kepasrahan kepada Allah SWT.

Baca juga:  Selamat Jalan Prof Rubi, Guru Abadi Sang Pembimbing Yang Menginspirasi

Wal ‘ashr, Innal insaana lafii khusr, illalladziina aamanuu wa ‘amilush sholihaati wa tawaa-show bil haqqi wa ta-waashow bish shobr. Ayyuhan naas, ittaqullaha haqqa tuqootih. Allahummaghfir lil muslimiina wal muslimaat, wal mu’miniina wal mu’minaat, al-ahyaa’ minhum wal amwaat. Robbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aakhirooti hasanah wa qinaa ‘adzaban naar. Bi rohmatika yaa arhamar roohimiin. Taqobbalallahu minna wa minkum.

Wassalaamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh. (Diah/beritakoperasi)

 

Catatan : 

 

Rukun khutbah  Idul Adha  Antara Lain :

 

1. Memuji kepada  Allah pada dua khutbah

 

Rukun pertama pada khutbah ini disyaratkan menggunakan kata " Hamdun" dan lafadz-lafadz yang satu akar kata dengannya. contohnya Alhamdu, Ahmadu, dan Nahmadu. Demikian pula dalam lafadz " Allah " tertentu menggunakan lafadz jajalah tidak cukup memakai nama asma Allah yang lain, contoh yang benar Alhamdulillahi, Nahmadulillah.

contoh yang salah Alhamdulillahirrahman.

 

2. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad pada kedua khutbah.

 

Contoh sholawatnya Assolaatu'alannabi.

 

3. Berwasiat taqwa di kedua khutbah.

Rukun khutbah  Idul Adha yang ketiga ini, tidak memiliki ketentuan redaksi yang paten, prinsipnya adalah setiap pesan yang mengandung kebaikan, mengajak ketaatan, atau menjauhi kemaksiatan.

 

4. Membaca ayat suci Al-Qur'an  pada saat khutbah.

 

5. Berdoa untuk kaum mukminin di khutbah terakhir.

 

Dapatkan Buku Karya Terlengkap Bung Hatta 

Hubungi WA Center  0812-3605-4513