Jakarta, Beritakoperasi – Sebanyak 22 ribu produk UMKM dilepas untuk ekspor perdana ke Filipina dengan nilai transaksi mencapai Rp 961 juta. 

Pelepasan ekspor ini turut disaksikan Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad, di Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2025).

Wakil Menteri UMKM, Helvi Yuni Moraza, menilai keberhasilan ini merupakan hasil dari sinergi berbagai pihak, termasuk dukungan pembiayaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

“Hari ini kita akan menyaksikan pelepasan ekspor pertama produk dari 22 UMKM ke Filipina. Kita minta nanti Pak Utusan Khusus Presiden untuk melepas situs ekspor yang mencakup produk makanan, fashion, dan kerajinan dengan total nilai transaksi sebesar Rp 961 juta atau mendekati Rp 1 miliar. Keberhasilan ini tentunya tidak terlepas dari dukungan kolaborasi LPEI dalam pembiayaan pengiriman ekspor perdana ini,” kata Helvi dalam acara Konferensi Pers, Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Helvi mengungkapkan pemerintah memberikan perhatian besar pada pengembangan UMKM. 

Salah satunya melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 300 triliun di bawah tanggung jawab Kementerian UMKM. Adapun berbagai program lintas kementerian turut melibatkan UMKM, seperti program “UMKM Go Export” yang diusung oleh Kementerian Perdagangan.

Baca juga:  Menkop Budi Arie Melantik Empat Pejabat Eselon 1 Kementerian Koperasi

“Kemudian di dalam kabinet Merah-Putih ini kami semua diwajibkan berkolaborasi dan itu juga dukungan dari beberapa kementerian dimana program UMKM ini terdapat seperti di kementerian perdagangan itu UMKM Go Export,” ungkapnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, menjelaskan bahwa ekspor perdana ini merupakan buah dari program Kampus UMKM yang diinisiasi Kementerian UMKM. 

Kontainer berisi produk tersebut dijadwalkan berangkat pada 22 Februari dan diperkirakan tiba di Filipina setelah perjalanan selama 19 hari.

“Rencana kontainer akan berangkat pada tanggal 22 Februari dengan durasi perjalanan selama 19 hari menuju Filipina. Adapun dukungan pembiayaan pengiriman kontainer difasilitasi oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI),” kata Temmy.

Temmy juga menyoroti potensi besar sektor fesyen di Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan signifikan. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, ekspor tekstil dan produk turunannya mencapai USD 9,85 miliar dengan volume 1,6 juta ton.

Produk yang diekspor mencakup beragam kategori, mulai dari tekstil, sutra, karpet, hingga pakaian rajut dan aksesoris. Kontribusi sektor ini terhadap kinerja ekspor menunjukkan peningkatan 0,89 persen dibandingkan tahun 2023.

Baca juga:  UKM yang Kelola Tambang Wajib Kantongi Rekomendasi Kementerian UMKM

“Keunggulan dari 5 UMKM Indonesia tidak hanya menampilkan kreatifitas, tetapi juga menunjukkan keunggulan kualitas produk lokal yang dapat masuk ke pasar dunia,” jelas Temmy. (IT/Beritakoperasi)